Drakor Snowdrop Dapat Banyak Kecaman Padahal Baru Tayang 2 Episode, Petisi Online Ramai Didukung

21 Desember 2021, 12:24 WIB
Pihak JTBC Umumkan Tetap Melanjutkan Drama Snowdrop. Instagram @jtbcdama /

Media Magelang – Drakor (drama Korea Selatan) Snowdrop mendapat banyak kecaman setelah rilisnya drama Korea tersebut.

Snowdrop mendapat banyak kecaman dari para penonton di negara asalnya, Korea Selatan karena dianggap telah melakukan penyimpangan sejarah dalam alur ceritanya.

Kecaman terhadap Snowdrop ini muncul setelah drakor tersebut merilis dua episode pertamanya pada 18 Desember dan 19 Desember 2021.

Baca Juga: Sinopsis Drama 'The One and Only,' Ahn Eun Jin, Kang Ye Won, dan Joy Sakit Parah

Snowdrop mendapat kecaman dari beberapa warga Korea Selatan yang marah setelah membaca sinopsis drakor tersebut yang bocor secara online.

Berdasarkan informasi yang bocor tersebut, drakor Snowdrop yang berlatar waktu di Korea Selatan yang tengah dilanda protes pro-demokrasi pada tahun 1980-an ini menceritakan kisah cinta antara seorang agen rahasia Korea Utara dan seorang mahasiswi Korea Selatan.

Kontroversi Snowdrop muncul dari karakter utama bernama Im Soo-ho yang diperankan oleh Jung Hae-in.

Diceritakan bahwa Soo-ho merupakan seorang aktivis pro-demokrasi yang rupanya merupakan mata-mata dan agen rahasia yang berasal dari Korea Utara.

Baca Juga: Jadwal Tayang Drama Korea Snowdrop (2021) Episode 1-16, Ada Sinopsis dan Link Nonton Sub Indo Juga

Ia diutus untuk memicu kekacauan dan ketidakstabilan politik Korea Selatan pada saat itu.

Pada saat bersamaan, ia jatuh cinta terhadap seorang mahasiswi Korea Selatan bernama Eun-Young Ro yang diperankan oleh anggota BLACKPINK, Kim Jisoo.

Orang-orang bereaksi buruk terhadap penggambaran karakter laki-laki Soo-ho dalam drakor Snowdrop tersebut.

Alur cerita dari Snowdrop juga diklaim sebagai bentuk permintaan maaf kepada agen mata-mata Korea Selatan yang dalam kenyataannya justru menangkap, menyiksa, dan bahkan membunuh para aktivis pro-demokrasi pada saat itu.

Para warganet Korea Selatan juga menuduh bahwa pengungkapan karakter protagonist Soo-ho yang ternyata merupakan mata-mata Korea Utara memunculkan klaim palsu yang dibuat oleh pemerintahan otoriter Chun Doo-hwan.

Chun Doo-hwan merupakan presiden Korea Selatan pada saat itu. Ia menuduh para aktivis pro-demokrasi yang menentang pemerintahannya merupakan agen mata-mata Korea Utara.

Selain itu, kritikan dan kecaman warganet Korea Selatan juga tertuju pada karakter Lee Kang-moo yang diperankan oleh Jang Seung-jo.

Lee Kang-moo merupakan tokoh fiksi yang diceritakan sebagai agen dari Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (ANSP).

Ia digambarkan sebagai seorang agen yang adil dan taat hukum meskipun banyak pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh para agen ANSP di kehidupan nyata ketika protes pro-demokrasi tersebut.

Seolah tidak cukup di situ, kontroversi juga muncul dari nama karakter yang diperankan oleh Jisoo, Eun Young-cho.

Nama Eun Young-cho menarik perhatian karena namanya memiliki kemiripan dengan seorang aktivis pro-demokrasi di kehidupan nyata yang bernama Chun Young-cho.

Berbagai kontroversi tersebut ramai dibicarakan pada Maret 2021 setelah sinopsis drakor Snowdrop bocor secara online.

Puluhan ribu orang meninggalkan komentar di situs jaringan JTBC, jaringan televisi Korea Selatan yang menayangkan Snowdrop.

Masih banyak korban di luar sana yang menderita akibat penyiksaan yang dilakukan oleh agen mata-mata [ANSP] dan mereka masih berjuang untuk kehormatan mereka. Drama ini mengejek sejarah dan demokrasi. Hentikan produksi serial ini dan minta maaf,” tulis seorang dengan nama Yoon di kolom komentar tersebut.

Tidak hanya kecaman, petisi online pun dibuat untuk menghentikan penayangan Snowdrop.

Petisi online tersebut ditujukan kepada Blue House yang merupakan kediaman sekaligus kantor kepresidenan Republik Korea Selatan.

Petisi online yang menuntut penghentian penayangan Snowdrop tersebut telah ditandatangani lebih dari 200.000 warganet pada hari pertama kemunculannya, 19 Desember 2021 lalu.

Dampak dari kontroversi Snowdrop mengakibatkan beberapa sponsor memilih untuk menarik diri dari keterlibatan mereka, seperti Heungil Feature, Ganisong, dan Hans Electronics.

Ketiga merek dagang tersebut telah menyampaikan permintaan maaf dan membatalkan dukungan mereka terhadap drakor Snowdrop.

Petisi serupa juga sempat ramai dibicarakan pada Maret dan April 2021, tetapi Blue House menolak untuk terlibat dalam penghentian produksi Snowdrop pada saat itu.

Drakor Snowdrop berlatarbelakang Gerakan Demokrasi 1987, gerakan protes massal yang menuntut pemerintah otoriter Korea Selatan pada saat itu untuk mengadakan pemilihan yang adil.

Hasilnya, pemilihan adil dan demokratis diadakan pada bulan Desember 1987 yang menandai berakhirnya pemerintahan otoriter di Korea Selatan dan pembentukan pemerintahan demokratis Republik Korea Selatan yang keenam.

Im Soo-ho (Jung Hae-in) berperan sebagai mahasiswa pascasarajan yang ditemukan dalam keadaan berlumuran darah oleh seorang mahasiswi bernama Eun Young-ro (Jisoo).

Young-ro kemudian menyembunyikan Soo-ho dari kejaran agen pemerintah di kamar asrama kampusnya.

Namun, Soo-ho rupanya tidak seperti yang terlihat dan menyimpan rahasia besar.

Dengan latar belakang pergolakan politik, kisah mereka berdua terungkap dan berkembang menjadi hubungan romantic.

Hingga kini, JTBC belum memberikan keterangan terkait status tayang Snowdrop.***

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: Korea Times

Tags

Terkini

Terpopuler