Pernyataan itu disampaikan oleh Hengki Haryadi berdasarkan hasil penelusuran Tim Asosiasi Psikologi Forensik.
Tim Asosiasi Psikologi Forensik dari pihak kepolisian diketahui menemukan sejumlah bukti, dan mengumpulkan keterangan dari para saksi yang mendasari pernyataan Budiyanto sebagai pelopor kegiatan ritual dalam keluarga Kalideres.
“Hasil penyelidikan sementara dengan melibatkan Tim Asosiasi Psikologi Forensik menemukan bahwa ada keidentikan penyelidikan berdasarkan keterangan saksi dan bukti-bukti yang ada di TKP,” tutur Hengki Haryadi.
Selain itu, pihak kepolisian juga mengundang ahli untuk menganalisa temuan bukti-bukti tersebut.
“Oleh karenanya, kami akan mengundang ahli sosiologi agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku, serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP,” tutup Hengki Haryadi.
Dengan ditemukannya buku mantra dan kemenyan, maka polisi menduga keluarga Kalideres melakukan ritual sebelum ditemukan tewas mengering.***