Awas! Pasien Sembuh Covid-19 Ternyata Punya Potensi Gangguan Psikologis! Kok Bisa?

18 Februari 2021, 07:15 WIB
Update ! Kasus Baru Virus Covid-19, 8 Februari 2021 /pixabay

Media Magelang – Orang yang pernah terkena Covid-19 atau penyintas Covid-19 diketahui memiliki potensi mengalami distorsi atau gangguan psikologis.

Gangguan psikologis dapat terjadi karena kejadian infeksi Covid-19 yang pernah dialami sebelumnya.

Secretary General-Asian Federation of Psychiatric Associations sekaligus psikiater dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ menyampaikan potensi gangguan psikologis bagi penyintas Covid-19 pada konferensi pers Satgas Penanganan Covid-19, Rabu 17 Februari 2021.

Baca Juga: Update MotoGP 2021: Rayakan Ulang Tahun ke-42, Cerita Valentino Rossi Belum Berakhir

“Jadi memang pada pasien Covid-19 itu bisa dipastikan ada distorsi psikologis yang dialami,” katanya, dikutip dari ANTARA News.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia melakukan penelitian kepada orang-orang yang sebelumnya terinfeksi dan belum pernah terinfeksi Covid-19.

Dari 4.010 orang sebagai subjek penelitian, hasil menunjukkan separuhnya mengalami gangguan psikologis. Sebanyak 64,8 persen mengalami masalah psikologis, 65 persen mengalami kecemasan, dan 62 persen mengalami depresi.

Baca Juga: Cara Dapat Bantuan Kuota Internet Gratis Kemdikbud 2021, Ini Syarat dan Cara Daftar untuk Pelajar dan Pengajar

Selain penelitian yang dilakukan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Nova menunjukkan penelitian lain yang telah dilakukan di Kota Daegu, Korea Selatan.

Korea Selatan melakukan penelitian terhadap 64 penyintas Covid-19 melalui wawancara sambungan telepon. Sebanyak 20,3 persen mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma.

“Nah, kalau PTSD ini menjadi berbeda karena ini durasinya harus minimal satu bulan. Jadi berbeda dengan reaksi stres akut, yang mana ini hanya terjadi antara tiga harian,” ujar Nova.

Baca Juga: Gawat! BST Bansos Rp300 Ribu Hanya Diberikan untuk Orang yang Punya Syarat Ini

China, sebagai lokasi pertama Covid-19 ditemukan, juga meneliti 730 pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit.

Hasil asesmen menunjukkan prevalensi gejala-gejala stres pascatrauma yang berkaitan dengan Covid-19 mencapai 96,2 persen. Menurut Nova, angka itu termasuk tinggi sekali.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, menurut Nova penyintas Covid-19 memiliki kecenderungan sangat tinggi mengalami gangguan psikologi akibat peristiwa traumatis saat terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Buruan Daftar Bantuan Kuota Internet dari Kemdikbud 50 GB, Disalurkan Mulai Maret 2021 Bagini Caranya

Lebih lanjut, Nova menambahkan penyintas Covid-19 harus memiliki kemampuan untuk menghadapi masalah psikologis tersebut.

Dukungan dan semangat orang sekitar menjadi penting untuk memulihkan kondisi psikologis penyintas Covid-19.

Bantuan dari seorang profesional seperti psikolog atau psikiater juga bisa sangat membantu penyintas Covid-19 mengatasi gangguan psikologis yang dialami.

Baca Juga: Cuma Modal Nomor HP Kuota Internet Gratis 2021 dari Kemdikbud Bisa dapat 20 sampai 50 GB, Ini Cara Aksesnya!

“Jadi harus ada dukungan (psikologi) yang sebaiknya diberikan sesegera mungkin,” ucap Nova.

Dukungan dari keluarga dan orang terdekat serta bantuan dari seorang professional seperti psikolog dan psikiater diharapkan bisa membantu penyintas Covid-19 menghadapi gangguan psikologis yang dialami. ***

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler