Rekap Babak 16 Besar Euro 2020: Juara Dunia dan Runner-up 2018 Tersingkir Dramatis

29 Juni 2021, 14:50 WIB
Rekap Babak 16 Besar Euro 2020: Juara Dunia dan Runner-up 2018 Tersingkir Dramatis /Instagram.com/@Euro2020

Media Magelang – Dua laga penang drama dan tensi tinggi tersaji di 16 besar Euro 2020 pada 28 Juni 2021 dan 29 Juni 2021 dini hari dengan korbannya runner-up Piala Dunia 2018 (Kroasia) dan juara Piala Dunia 2018 (Perancis).

Runner-up Piala Dunia 2018 Kroasia tersingkir 3-5 atas Spanyol lewat perpanjangan waktu di Parken Stadium, Kopenhagen, Denmark.

Sementara juara Piala Dunia 2018 Perancis diluar dugaan tersisih lewat adu penalti 5-4 melawan Swiss setelah keduanya saling berkejaran gol hingga skor 3-3 di waktu normal dan perpanjangan waktu.

Baca Juga: Euro 2020 Inggris vs Jerman: Prediksi Line Up, H2H dan Link Live Streaming

Kisah kiper Unai Simon: Blunder di awal, menjadi pahlawan kemudian

Spanyol yang lebih diunggulkan menekan sejak awal. Namun merekalah yang kebobolan lebih dulu lewat blunder aneh.

Berawal dari Pedri yang hendak mengoper bola ke rekannya kiper Unai Simon, penjaga gawang Atletic Bilbao malah gagal megantisipasi bola dan masuk ke gawang sendiri di menit ke-20.

Hal ini membuat Kroasia semakin bernafsu menggempur Spanyol.

Upaya Spanyol menyamakan kedudukan berhasil sekitar tujuh menit jelang turun minum lewat Pablo Sarabia yang dengan cepat memanfaatkan bola lambung.

Baca Juga: Link Live Streaming Kroasia vs Spanyol Euro 2020, Tayang Pukul 23.00 WIB

Di babak kedua, bek senior Cesar Azpilicueta dan pemain Manchester City Ferran Torres mengubah keadaan menjadi 3-1 untuk juara Eropa 2008 dan 2-12 ini.

Namun Kroasia tidak menyerah. Sepuluh menit jelang bubar Mislav Prsic dan Mario Pasalic memaksa Spanyol bermain imbang 3-3.

Laga harus berlanjut ke perpanjangan waktu 2x15 menit.

Mental Spanyol terbukti dengan gol Alvaro Morata dan Mikel Oryazabal di waktu tambahan.

Pemain terbaik disematkan kepada kapten senior Spanyol Sergio Busquets sementara kontribusi Ferran Torres  (satu gol dan satu asis) membuatnya jadi trending topic.

Unai Simon juga membuktikan diri bahwa berbuat kesalahan itu manusiawi namun yang terpenting bagaimana tidak mengulangi kesalahan tersebut dan bangkit kembali.

Terbukti, penyelamatan-penyelamatannya setelah blunder tersebut menuai pujian dan menyelamatkan timnya dari kekalahan.

Antiklimaks Kylian Mbappe di adu penalti

Laga Perancis dan Swiss berlangsung di National Arena, Bucharest, Romania.

Pelatih Perancis Didier Deschamps mengubah formasi akibat belum pulihnya Lucas Digne dan Lucas Hernandez.

Raphael Varane, Clement Lenglet, dan Presnel Kimpembe diplot sebagai bek tengah, sementara Benjamin Pavard digeser ke kanan dan Adrien Rabiot ke kiri.

Perancis yang dari awal menyerang justru kebobolah saat laga berlangsung 15 menit lewat sundulan Haris Seferovic.

Beberapa kali Perancis berusaha mencetak gol, namun belum berhasil karena kesigapan kiper Swiss Yan Sommer dan kurang akuratnya tembakan para pemain.

Di babak kedua, Karim Benzema menunjukkan kematangannya dengan mencetak dua gol dalam dua menit di menit ke-57 dan ke-59.

Paul Pogba membuat semua tercengang lewat sepakan jarak jauh di menit k-75. Perancis unggul 3-1.

Namun Swiss tidak ingin menyerah. Haris Seferovic memperkecil kelalahan dan Mario Gavranovic yang masuk menggantikan Xherdan Shaqiri menggagalkan kemenangan Perancis di menit ke-90. 

Skor 3-3 dan laga berlanjut ke perpajangan waktu. Namun 30 menit tanpa memenang memaksa pemenang ditentukan lewat babak tos-tosan.

Hugo Lloris yang sempat menjadi pahlawan saat menggagalkan penalti Ricardo Rodriguez di menit ke-55 justru tidak menggagalkan satu tendangan penalti pemain Swiss saat babak adu penalti.

Sementara Kylian Mbappe yang diharapkan menjadi penentu justru gagal karena tendangannya diblok Yan Sommer. Maka Swiss pun bersorak, sang juara dunia harus menangis.

Kylian Mbappe mulai naik daun saat bermain di AS Monaco dan kemudia dipinang klub Perancis kaya, Paris Saint-Germain (PSG).

Di usia menjelang 20 tahun, Kylian Mbappe sudah memiliki apa yang diimpikan semua pemain bola: membawa negaranya menjadi juara dunia saat Piala Dunia 2018 di Rusia.

Penampilan hebatnya bersama Les Bleus dan juga PSG (terlebih dia juga mencetak gol melawan klub-klub raksasa di kandang lawan) membuat banyak orang berharap dia akan mampu membawa Perancis juara Euro 2020 (sama seperti saat Perancis juara Eropa 2000 setelah juara dunia 1998 saat sang pelatih Didier Deschamps masih menjadi pemain).

Namun penampilan Kylian Mbappe tidaklah terlalu memuaskan sekalipun juga tidak terlalu buruk.

Kegagalannya menjadi eksekutor penalti di ajang bergengsi membuktikan sehebat apapun pemain, kematangan mental lebih berperan saat adu penalti di turnamen sekelas Euro 2020 ini.

Bagi Swiss, keberhasilan mencapai delapan besar di Euro 2020 adalah pertama dalam 67 tahun terakhir.

Swiss dan Spanyol akan bertemu di delapan besar Euro 2020 pada 2 Juli 2021 di St.Petersburg, Rusia.***

Editor: Dinda Silviana Dewi

Tags

Terkini

Terpopuler