Telegram Akan Hapus Seruan Publik untuk Melakukan Kekerasan

- 20 Januari 2021, 07:30 WIB
Bos Telegram Pavel Durov nyatakan sudah hapus ribuan pesan pengguna yang bernada kekerasan di aplikasinya.
Bos Telegram Pavel Durov nyatakan sudah hapus ribuan pesan pengguna yang bernada kekerasan di aplikasinya. /Telegram/

Efek Dari Penyerangan Gedung Capitol dan Kebijakan Privasi WhatsApp

Pasca penyerangan pro-Trump di Amerika Serikat, perdebatan tentang nilai enkripsi menghidupkan kembali seruan untuk melemahkan perlindungan privasi untuk layanan obrolan terenkripsi.

Telegram juga telah mengalami lonjakan ancaman kekerasan seperti yang dilaporkan oleh aplikasi layanan berbagi pesan lainnya selama sebulan terakhir.

Baca Juga: Berita Erupsi Gunung Merapi Hari Ini, BPPTKG Rekam Guguran Awan Panas Terjadi Pukul 02.27 WIB

"Pada awal Januari, tim moderasi Telegram mulai menerima peningkatan jumlah laporan tentang aktivitas publik terkait AS di platform kami," ujar Durov.

"Tim bertindak tegas dengan menekan saluran AS yang menganjurkan kekerasan. Berkat upaya ini, pekan lalu kami memblokir dan menutup ratusan seruan publik untuk kekerasan yang dapat mencapai puluhan ribu pelanggan," dia menambahkan.

Begitu pula dengan peningkatan jumlah pengguna yang signifikan setelah perubahan kebijakan privasi WhatsApp menyebabkan banyak orang meninggalkan layanan tersebut.

Baca Juga: BPPTKG: Gunung Merapi Sudah Alami Erupsi Efusif Sejak 4 Januari 2021

Signal juga mendapatkan jutaan pengguna selama migrasi tersebut, yang membebani infrastruktur layanannya sehingga sempat tidak dapat diakses selama lebih dari 24 jam.***

Halaman:

Editor: Puspasari Setyaningrum

Sumber: ANTARANEWS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x