Hadir di Podcast Deddy Corbuzier, Dina Sulaeman: Jika Indonesia Serius Hentikan Radikalisme, Stop Aliran Dana!

31 Maret 2021, 10:27 WIB
Dina Sulaeman di Podcast Deddy Corbuzier. /YouTube Deddy Corbuzier.

Media Magelang – Dina Sulaeman hadir di Podcast Deddy Corbuzier membahas soal aksi radikalisme.

Semenjak aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Minggu 28 Maret 2021, banyak para tokoh-tokoh Indonesia yang mengecam kejadian radikalisme tersebut. Hal ini termasuk yang dilakukan Dina Sulaeman di podcast Deddy Corbuzier.

Di tengah ramainya media sosial oleh kecaman dari berbagai tokoh politik, Deddy Corbuzier mencoba berdiskusi dengan seorang pengamat Geopolitik Timur Tengah yang bernama Dina Sulaeman.

Baca Juga: Sudah Selesaikan Pelatihan Kartu Prakerja Tapi Sertifikat Belum Muncul? Begini Solusinya

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 31 Maret 2021, Gagal Lagi! Belum Bertemu Mama Rosa, Sumarno Sudah Kabur

Baca Juga: Sebentar Lagi Dibuka! Inilah Alur Pendaftaran Seleksi PPPK 2021 Khusus Guru

Perbincangan dengan Dina Sulaeman yang tayang di youtube channel milik Deddy Corbuzier pada Senin, 29 Maret 2021 itu membahas tentang terorisme dan radikalisme.

Dina Sulaeman mengatakan jika menurut data ada aliran dana dari negara-negara teluk kepada lembaga yang ada di Indonesia.

Menurut Dina Sulaeman, lembaga-lembaga ini yang biasanya mempunyai ideologi radikalisme dan berujung menjadi teroris.

"Menurut data, ada aliran dana dari negara teluk kepada lembaga-lembaga di Indonesia, yang mana lembaga itu mempunyai ideologi radikalisme” katanya, seperti dikutip Media Magelang, Selasa, 30 Maret 2021.

Baca Juga: Inilah Mata Pelajaran yang Paling Banyak Dibutuhkan dalam Seleksi PPPK 2021 untuk Guru

Baca Juga: Ini Link Live Streaming Persija Jakarta VS Bhayangkara FC pada Piala Menpora 2021, Tayang Pukul 18.15 WIB

Baca Juga: LAPAN Perkirakan Awal Ramadhan 2021 atau Ramadhan 1442 H Dilaksanakan Serentak, Catat Tanggalnya!

Sayangnya, Dina Sulaeman mengaku tidak bisa melacak seperti PPATK yang masuk, karena dirinya hanya orang luar.

"Tetapi saya tidak bisa melacak seperti PPATK yang masuk, namun saya bisa jawab indikasi itu ada di Indonesia," ujarnya.

Dalam Podcast tersebut, Dina juga membandingkan penerimaan dana di Indonesia dengan Eropa. Menurutnya kalau di Eropa ada aliran dana seperti itu akan dikritik karena dana tersebut mengalir kepada kelompok garis keras di negara Eropa.

"Kalau di Eropa ketika ada aliran dana seperti itu negara-negara akan langsung bersuara, karena mereka tahu bahwa dana tersebut mengalir kepada kelompok garis keras di negara yang ada disana," Imbuhnya.

Baca Juga: 6 Instansi yang Membuka Lowongan untuk Lulusan SMA/SMK di CPNS 2021, Jangan Sampai Kehabisan Kuota

Baca Juga: Jangan Sampai Ketinggalan! Ini Daftar Sekolah Kedinasan yang Akan Buka Pendaftaran di 2021

Baca Juga: Mau Jadi Anak Buah Sultan Andara? Rans Entertainment Buka Lowongan Kerja Lulusan SMA hingga S1

Dina Sulaeman menjelaskan jika sebenarnya aliran dana tersebut masuk ke Indonesia bisa dilacak dengan catatan kalau pemerintah berkenan.

"Sebenarnya aliran dana yang masuk ke Indonesia bisa dilacak kalau mau ya," tuturnya.

Mendengar pernyataan Dina, Deddy Corbuzier kemudian bertanya, terkait apakah Indonesia bisa menghentikan aliran dana tersebut, atau tidak bisa karena negara yang dilawan terlalu adidaya.

"Apakah kita bisa menyetop dana itu atau tidak bisa karena yang dilawan terlalu adidaya," tanya Deddy Corbuzier.

Baca Juga: Ganjar Berterima Kasih Untuk Dukungan Masyarakat karena Jateng Tidak Terdampak Terorisme

Baca Juga: Kode Redeem FF yang Belum Digunakan 31 Maret 2021, Segera Klaim Diamond Gratis!

Dina Sulaeman menjawab, yang menurutnya bisa karena hal itu adalah salah satu hal yang penting untuk menghentikan radikalisme di Indonesia.

Dina Sulaeman menegaskan jika pemerintah serius ingin menghentikan radikalisme di Indonesia, maka salah satu caranya adalah menghentikan aliran dana yang masuk ke lembaga yang terindikasi paham radikalisme.

"Pertama jika ingin menghentikan radikalisme di Indonesia, ya harus setop aliran dananya, supaya mereka tidak bisa ngapa-ngapain, contohnya tidak bisa membuat buku," tegasnya.***

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler