Peringati Hari Pahlawan dengan Sastra, Inilah 3 Puisi yang Cocok untuk Dibaca

- 10 November 2021, 13:20 WIB
Ilustrasi puisi untuk memperingati Hari Pahlawan 2021.
Ilustrasi puisi untuk memperingati Hari Pahlawan 2021. /Unsplash/Debby Hudson
 
Media Magelan – Hari Pahlawan di Indonesia jatuh pada tanggal 10 November. Hari ini diperingati setiap tahunnya sebagai momentum bagi bangsa Indonesia untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang meraih kemerdekaan.
 
Pada masa itu, perjuangan dilakukan oleh masyarakat Indonesia tidak hanya melalui perang fisik yang melibatkan senjata. Namun, beberapa pejuang kemerdekaan juga menyuarakan perlawanannya lewat karya sastra, salah satunya puisi.
 
Karya sastra adalah cerminan zaman. Puisi yang merupakan salah satu genre sastra pun tak luput dari gambaran zaman pada saat puisi tersebut dibuat.
 
 
Penulis puisi pada umumnya menumpahkan keresahan dan opini tentang fenomena yang sedang dialami atau dilihatnya. Termasuk menulis puisi tentang keadaan sosial di tahun dan lingkungan tempat si penulis hidup.
 
Itulah sebabnya puisi dapat menjadi bagian dari sejarah masa lampau tentang suatu peristiwa yang terjadi di suatu zaman.
 
Itulah sebabnya pula, puisi yang dibuat oleh tokoh-tokoh pada zaman penjajahan atau pada masa-masa bersejarah di Indonesia akan terus dikenang dan dibahas di berbagai kesempatan. Baik dalam pendidikan formal atau ketika hari nasional, termasuk Hari Pahlawan.
 
Bertepatan dengan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2021, tim Media Malang telah merangkum tiga puisi yang cocok untuk memperingati hari tersebut.
 
 
1. Doa Serdadu Sebelum Berperang
Karya: WS Rendra
 
Tuhanku,
Wajah-Mu membayang di kota terbakar
Dan firman-Mu terguris di atas ribuan kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapak
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
Tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
 
Apabila malam turun nanti,
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku, 
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku
 
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
―biarpun bersama penyesalan―
 
Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah?
Sementara kulihat kedua lenganMu yang capai
mendekap bumi yang menghkhianatiMu
Tuhanku,
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku
 
2. Lagu Seorang Gerilya
Karya: WS Rendra
 
Engkau melayang jauh, kekasihku
Engkau mandi cahaya matahari
Aku di sini memandangmu,
Menyandang senapan, berbendera pusaka
 
Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,
Engkau berkudung selendang katun di kepalamu
Engkau menjadi suatu keindahan
Sementara dari jauh,
Resimen tank penindas terdengar menderu
 
Malam bermandi cahaya matahari,
kehijauan menyelimuti medan perang yang membara
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu
 
Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku
Maka di saat seperti itu,
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan bersama kakek-kakekku yang telah gugur
Di dalam berjuang membela rakyat jelata
 
3. MAJU
Karya: Chairil Anwar
 
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
 
MAJU
 
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
 
Maju
Serbu
Serang
Terjang
 
Itulah tiga puisi yang telah dirangkum oleh Media Malang untuk memperingati Hari Pahlawan. Semoga dengan membaca puisi tersebut, kita dapat memupuk rasa nasionalisme dan semangat juang untuk Indonesia yang lebih baik.***

Editor: Sonia Okky Astiti

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah