Budidaya Maggot, Bantu Kurangi Sampah hingga Tingkatkan Perekonomian Masyarakat

- 11 November 2021, 15:15 WIB
Budidaya Maggot, Bantu Kurangi Sampah
Budidaya Maggot, Bantu Kurangi Sampah /Tangkapan layar /pasuruankab.go.id



Media Magelang - Budidaya maggot kini tengah diminati dan menjadi alternatif untuk tingkatkan perekonomian masyarakat.

Pasalnya, omzet ternak maggot ini bisa capai hingga jutaan rupiah.

Maggot memiliki potensi yang baik bagi perekonomian masyarakat dan memiliki dampak baik bagi lingkungan.

Baca Juga: Now We Are Breaking Up Tayang 1 Hari Lagi, Inilah Profil Lengkap Para Pemainnya

Dalam budidaya maggot, membutuhkan sekitar puluhan kilo sampah organik sebagai pakan ternak maggot.

Maggot merupakan baby larva dari jenis lalat tentara hitam atau black soldier fly. Lalat ini memiliki umur dengan jangka waktu pendek sehingga dalam proses pengembangbiakannya terbilang cukup cepat.

Setelah lalat tentara hitam kawin, maka tujuh hari kemudian lalat akan langsung bertelur.

Selanjutnya, pada hari ketiga telur telah menetas akan menjadi baby larva atau disebut dengan maggot.

Budidaya maggot bisa dilakukan di biopon atau sejenis kolam kering berukuran 80 x 130 sentimeter hingga menjadi pupa dewasa.

Selama proses pembudidayaan, maggot ditempatkan di biopon dari mulai maggot anakan hingga dewasa diberikan pakan sampah organik seperti buah, sayur, ampas kopi atau makanan yang dibuang dari tiap rumah atau di TPS (Tempat Pembuangan Sampah).

Setelah maggot berubah warna dari coklat muda menjadi coklat tua atau hitam, maggot akan berpindah sendiri menuju biopon satunya.

Sehingga dalam proses tersebut akan membantu maggot menjadi indukan atau berkembang biak.

Dalam satu biopon, maggot bisa memakan sampah organik hingga 20-25 kilogram.

Sementara itu, untuk masing-masing biopon dapat menghasilkan sekitar 10-15 kilogram maggot.

Baca Juga: Suwanto Siap Jadi Relawan Bencana dengan Segala Keterbatasan, Ganjar Bangga dan Tuai Pujian

Proses siklus budidaya maggot sekiranya memakan waktu kurang lebih selama 40 hari mulai dari proses menjadi lalat hingga berkembang biak.

Harga maggot 1 kilogram memiliki kisaran sekitar Rp20.000-Rp50.000. Selain itu, pakan ternak ini terbagi menjadi dua jenis yaitu kering dan basah sesuai dengan permintaan pasar.

Biasanya, harga maggot kering jauh lebih mahal dari maggot basah disebabkan lebih kaya akan nutrisi.

Kandungan protein yang tinggi terdapat dalam maggot sehingga dapat menjadi alternatif pakan ternak seperti ikan lele, nila, gurami dan unggas lainnya.

Hasil dari pengumpulan sampah organik ini tentunya sangat menguntungkan dan membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian dan memiliki dampak yang baik bagi lingkungan.

Diketahui, bahwa sampah selama ini menjadi permasalahan serius yang seringkali dihadapi karena dihasilkan dari semua pihak.

Nah, begitulah penjelasan mengenai budidaya maggot yang dapat bantu kurangi sampah dan tingkatkan perekonomian masyarakat.

Hal ini bisa menjadi alternatif bagi Anda yang ingin memiliki usaha sekaligus membantu pengurangan limbah sampah.***

Editor: Sonia Okky Astiti

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah