Ironis, Penghasil Sawit Tertinggi Tapi Harga Minyak Goreng Selangit

- 25 November 2021, 08:23 WIB
Lahan kelapa sawit.
Lahan kelapa sawit. /KLHK

Media Magelang – Belum lama ini, kabar mengenai harga minyak goreng yang naik di penghasil sawit tertinggi menjadi pusat perhatian.

Naiknya harga minyak sawit di saat harga jual CPO (crude palm oil) naik drastis begitu memprihatinkan masyarakat.

Sebagaimana yang telah diketahui, negara Indonesia adalah negara penghasil sawit tertinggi namun setelah mendengar kabar harga minyak goreng yang naik begitu ironis didengar.

Penyebab naiknya harga minyak goreng di penghasil sawit tertinggi ini salah satunya adalah proses peremajaan sawit rakyat (PSR) sebagai salah satu program strategis nasional yang tidak berjalan dengan baik.

Baca Juga: Kapal Tongkang Bermuatan Minyak Kelapa Sawit Tenggelam di Sungai Mahakam, Satu Orang Dikabarkan Hilang

Hal ini pun dipertegas oleh wakil rakyat NTB, Johan Arifin perihal ironisnya minyak goreng di negara penghasil kelapa sawit ini.

Beliau juga menjelaskan bahwa kelapa sawit merupakan penghasil utama devisa negara dan berkontribusi besar terhadap pendapatan negara di sektor non migas.

Selain itu, penyebab lambatnya proses peremajaan sawit rakyat pun karena masih banyak sawit rakyat yang berada di lahan overlap antara tata ruang dan kehutanan sekitar 2.6 juta hektar yang masih bermasalah.

Dia menguraikan data dari Ditjen Perkebunan Kementan, bahwa luas area kelapa sawit rakyat sebesar 5,61 juta hektar dan 2,4 juta hektar di antaranya perlu segera diremajakan.

Baca Juga: Sangat Menyentuh, Ini Makna Logo dan Tema Hari Guru Nasional 2021 dari Kemendikbud Ristek

Beliau juga memaparkan bahwa banyak sekali kesulitan yang dihadapi terkait peremajaan kelapa sawit tersebut.

“Faktor lainnya karena rendahnya minat petani mengikuti program peremajaan karena pemerintah lebih berpihak pada kepentingan perusahaan besar dalam pemanfaatan dana perkebunan,” tutur Johan lagi.

“Untuk itu, saya mendorong pemerintah segera mengatasi persoalan legalitas lahan petani (lahan sawit rakyat) dan melakukan pembinaan kelembagaan petani sawit, serta meningkatkan sosialisasi program peremajaan sawit rakyat ini,”lanjutnya.

Johan pun meminta pada pemerintah agar segera turun tangan untuk membantu permasalahan sawit tersebut.

Mengingat sawit adalah sumber mata uang yang paling utama di negara Indonesia.

“Jiika masalah ini terus dibiarkan berakibat usaha sawit rakyat akan turun dan akan membahayakan ekonomi rakyat bahkan perekonomian nasional, Harus ada solusi konkret untuk petani sawit demi membantu mereka,” tegas Johan.

Johan pun berharap agar pemerintah segera mengatasi persoalan yang sedang dihadapi perkebunan kelapa sawit.

Dengan demikian, sawit akan segera pulih dan harga minyak goreng akan Kembali normal.***

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: Jurnal Soreang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah