Network
Media Magelang - Pada awal bulan Februari 2022 ini muncul pesan berantai melalui media sosial tentang kasus Covid-19.
Pesan berantai di media sosial tersebut mengatakan telah terjadi ledakan kasus Covid-19 di Jawa Timur.
Dalam pesan berantai tersebut juga berisi daftar kota dan kabupaten mana saja yang mengalami ledakan kasus Covid-19 di tahun 2022 ini.
Salah satu daerah yang dikatakan menjadi peringkat pertama dalam ledakan kasus Covid-19 di Jawa Timur adalah Kota Madiun.
Baca Juga: 9 Pemain Persib Bandung Positif Covid-19 Jelang Lawan Persikabo 1973
Pesan berantai di media sosial itu secara spesifik menyebutkan jumlah masyarakat yang terinfeksi Covid-19.
Disebutkan dalam pesan berantai itu bahwa jumlah kasus Covid-19 di Kediri sebanyak 575 orang.
Kemudian di Lamongan sebanyak 225 orang terinfeksi Covid-19.
Selanjutnya di Surabaya yang dilaporkan sebanyak 210 orang terinfeksi Covid-19.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini potongan pesan berantai yang beredar di media sosial tentang ledakan kasus Covid-19 di Jawa Timur.
Baca Juga: Cek Fakta: Indonesia Kirim Delegasi ke Israel untuk Belajar Tangani Covid-19
"Kementerian Kesehatan memperkirakan akan terjadi Ledakan yg sangat luar biasa.
Oleh karena itu mari kita berdoa semoga mereka yang positif di beri kesembuhan dan dipermudah segala urusan".
Merespon pesan berantai yang beredar di media sosial tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jatim, Hudiyono menegaskan bahwa kabar ledakan kasus Covid-19 itu tidak benar.
Berita kasus ledakan Covid-19 di media sosial tersebut adalah hoaks, sebagaimana dilansir dari akun Instagram resmi Dinkes Jatim @dinkesjatim.
Dalam postingan di akun Instagram @dinkesjatim pada 2 Februari 2022, dijelaskan bahwa jumlah kasus Covid-19 dalam pesan berantai itu menyesatkan.
Informasi yang disampaikan dalam pesan berantai itu jauh berbeda dengan rilis kasus harian resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kabar yang menyebutkan Kota Madiun menjadi peringkat pertama dalam kasus Covid-19 (2022) adalah berita hoaks yang tidak terbukti kebenarannya.***
