Network
JEPARA - Anggota DPRD di Kabupaten Jepara mengrikit program pasar murah yang digelar oleh Pemkab Jepara beberapa waktu lalu. Program ini dinilai sangat tidak efektif dan tidak ada dampak signifikan dalam membantu masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Jepara, Pratekno mengatakan, pasar murah yang berlangsung tidak membantu masyarakat karena nilai subsidi yang diberikan sangat kecil, yang justru membuat kasihan.
Menurutnya, jika dicermati secara serius, masyarakat nyatanya dipaksa antri lama ditambah subsidi yang diberikan Pemkab Jepara tidak terasa.
"Subsidi kurang layak, tidak berefek membantu masyarakat. Jika dicermati, sebetulnya tidak ada nilai subsidi, kasihan masyarakat," kata Pratekno yang disampaikan di WhatsApp Group (WAG) 'Pribumi Jepara Bersatu' hari ini Kamis (2/11/23) pukul 06.46 WIB.
Baca Juga: ARTI Buah Semangka Itu Apa? Ternyata Ini Arti Buah Semangka yang Viral di Media Sosial
Ia mencontohkan, subsidi yang diberikan hanya berkisar Rp 1.000 rupiah per kilogram untuk gula pasir, minyak dan sejenisnya. Berdasarkan pencermatannya, harga sebenarnya sudah dinaikkan.
"Ini fakta, karena saya ikut di acara pas berlangsung di alun-alun. Saya kaget. ketika tahu hal itu, lalu saya tegur panitianya," ungkapnya.
Diketahui sebelumnya, Pemkab Jepara menggelar Gerakan Pangan Murah atau GPM ke enam di lapangan Desa Demangan, Kecamatan Tahunan. Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah atau Sekda Jepara Edy Sujatmiko.
GPM kali ini untuk beras medium yang di pasar berharga Rp 13.000 per kilogram, disediakan dengan harga Rp 11.800,-, telur ayam ras yang normalnya Rp 25.000 per kilogram, disediakan dengan harga Rp 22.500,-, bawang merah yang berharga Rp 21.000 disubsidi hingga bisa disediakan dengan harga Rp15 ribu, dan gula pasir harga Rp15.300,- subsidi ke harga Rp 14.000.
