Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya
3. Bacaan doa buka puasa yang biasa masyarakat amalkan
Doa yang biasa diamalkan masyarakat adalah hasil menggabungkan kedua hadits tersebut
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى
‘Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika afthartu dzahaba-dh-dhama’u wabtalatil ‘urûqu wa tsabatal ajru insyâ-allâh ta‘âlâ’
Artinya
Ya Allah, untuk Mu aku berpuasa, atas rezeki Mu aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaallah.
Sementara dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin menyebut waktu utama membaca doa buka puasa adalah membacanya ketika setelah selesainya berbuka puasa, meskipun dibolehkan pula membaca sebelum melaksanakannya.
Salah satu pijakan dalil penempatan membaca doa berbuka dilakukan setelah selesai berbuka puasa adalah dengan memandang makna yang terkandung dalam doa berbuka itu sendiri, yaitu pada bagian ‘telah sirna rasa dahaga’.
Oleh karenanya, membaca doa buka puasa sebaiknya dilakukan setelah selesai berbuka, termasuk setelah menjalankan puasa Asyura tanggal 10 Muharram agar kita memperoleh kesunnahan yang sempurna (kamal as-sunnah) seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. Wallahu a’lam