Kesaksian Kepsek SMPN 1 Beoga, Korban Selamat Teror Penembakan KKB

- 11 April 2021, 13:36 WIB
Kepala SMPN1 Beoga Papua Junaedi Arung Sulele yang selamat dari teror penembakan brutal KKB Papua
Kepala SMPN1 Beoga Papua Junaedi Arung Sulele yang selamat dari teror penembakan brutal KKB Papua /Dok. Humas Polda Jateng

Media Magelang - Kepala Sekolah SMPN 1 Beoga Junaedi Arung Sulele yang merupakan korban selamat dari teror penembakan KKB menyampaikan kesaksiannya. 

Kepsek SMPN 1 Beoga itu menyampaikan kesaksiannya saat acara pemakaman Yonatan Renden, korban tewas penembakan KKB yang digelar pada Sabtu, 10 April 2021 pukul 15.00 WIT.

Dalam acara tersebut, tak lupa Junaedi menyampaikan rasa duka atas berpulangnya dua korban tewas penembakan KKB, yaitu Oktavianus Rayo dan Yonathan Renden.

Junaedi menceritakan situasi mencekam saat terjadinya teror penembakan KKB kala itu. 

Baca Juga: Penderita Diabetes Tak Boleh Makan, Ini 6 Kondisi yang Ternyata Tak Bisa Konsumsi Buah Nangka

Baca Juga: Muhammadiyah Keluarkan Izin Bersyarat untuk Tarawih di Masjid. Apa Saja?

Baca Juga: Jadwal Puasa Ramadhan 2021 untuk daerah Denpasar dan Sekitarnya

"Sebelum ada kejadian, hingga kami semua turun, situasi sudah kembali kondusif sehingga kami memutuskan untuk kembali ke Beoga," kata Junaedi memulai ceritanya. 

"Puji tuhan, saya masih lolos. Saat penembakan saya tidak lihat orang, ketika bunyi tembakan saya lari ke arah kanan, Sdr. Yonatan Renden ke kiri, korban sudah kena dua kali tembakan di dada tapi masih sempat lari kemudian rubuh,” lanjutnya.

Sedangkan korban pertama, Oktovianus Rayo, Junaedi mengatakan dirinya tidak berada di TKP, walaupun lokasinya tidak jauh dari situ.

Lokasi korban pertama berada di SMPN 1 Beoga. Sebenarnya korban pertama merupakan guru SD Klemabeth, tetapi istrinya mengajar di SMPN 1 Beoga. 

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Daftar Transportasi yang Tak Boleh Beroperasi Saat Libur Lebaran 2021 Sesuai Aturan Kemenhub

Baca Juga: Jadwal Puasa Ramadhan 2021 untuk daerah Bandung dan Sekitarnya

Baca Juga: Polri Ungkap Terduga Teroris FA Bukan Pengurus Muhammadiyah, Ternyata Anggota Organisasi Lain

Karena itu, mereka berdua tinggal di perumahan guru SMPN 1 Beoga. 

“Saat penembakan korban pertama Sdr. Oktovianus Rayo dia di kepung KKB,” ujar Junaedi.

Selain itu, Junaedi juga menjelaskan situasi terkini di Kampung Beoga yang tengah dijaga oleh TNI-Polri.

"Selama ini situasi aman-aman saja, Aparat keamanan dari koramil, polsek dan satgas TNI-Polri selama ini memang sudah berjaga di Beoga,” tukasnya.

Pasca penembakan, TNI-Polri berjaga di sekitar Kampung Beoga dengan situasi siaga. 

Junaedi mengungkapkan para guru pendatang selama ini dekat dengan masyarakat asli Kabupaten Puncak. Total ada 11 orang guru pendatang yang sebagian telah mengungsi di Koramil.

"Kedua korban itu merupakan guru kontrak, Oktavianus sudah 10 tahun menjadi Guru kontrak, sedangkan Yonathan 2 tahun, kedua korban ini sudah berkeluarga,” tutur Junaedi.

Oktavianus diketahui tinggal bersama kelurganya di Beoga, sedangkan keluarga Yonatan berada di Toraja.

Junaedi menuturkan bahwa tidak banyak pendatang di wilayah Beoga, hanya para guru saja. 

Junaedi juga mengklarifikasi bahwa penculikkan dirinya tidak benar. Saat penembakan, ia bersembunyi di rumah warga. 

Junaedi baru keluar dari persembunyiannya ketika melihat TNI-Polri lewat sedang mengevakuasi jenazah dan langsung ikut mengamankan diri di Koramil. 

Berkat persembunyiannya, Kepsek SMPN 1 Beoga itu menjadi korban selamat dari teror penembakan KKB di Beoga.***

Editor: Puspasari Setyaningrum

Sumber: Humas Polda Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah