Ganjar Pranowo mengatakan terus memantau para tenaga kesehatan di RSUD Cilacap yang juga terkonfirmasi positif Covid-19. Semuanya telah diperiksa dan dilakukan tes WGS di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
"Kita belum tahu hasilnya, mudah-mudahan tidak. Tapi seandainya iya, maka ini bukti keganasan virus ini. Virus begitu cepatnya menyebar, dari sisi pasien dan nakes berhubungan, itu nakesnya bisa ketularan," terangnya.
Hal itu membuktikan bahwa varian baru Covid-19 ini tidak main-main. Tingkat keganasannya tidak bisa diremehkan.
"Maka saya kembali minta negara melakukan evaluasi. Hubungan bisnis dengan banyak negara yang punya varian baru, saran saya hentikan sementara," tegasnya.
Kalau tidak bisa, maka SOP yang ada lanjut Ganjar harus benar-benar diperketat. Dan jika hal itu tidak bisa juga, maka Indonesia akan menghadapi resiko yang berbahaya.
"Saya minta negara melakukan itu. Nanti saya rapat dengan pemerintah pusat, akan saya sampaikan terkait hal ini," pungkasnya.
Baca Juga: Hatice Huveys, A Palestinian Woman who Vows to Guard the Masjidil Aqsa to Death
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, 13 ABK berkewarganegaraan Philipina dipastikan mengidap varian baru Covid-19 asal India, B.1617.2. Sementara 32 tenaga kesehatan di RSUD Cilacap yang juga terkonfirmasi positif, sedang dalam proses pemeriksaan.
"Mereka semua sudah diisolasi. Untuk para nakes, sedang dilakukan pemeriksaan WGS dan ini sedang menunggu hasilnya. Mungkin dalam satu atau dua hari sudah keluar," ucapnya.