Hari Toleransi Internasional, Simak Sejarah dan Cara Melawan Intoleransi Menurut UNESCO

- 16 November 2021, 16:05 WIB
Ilustrasi toleransi. Peringati Hari Toleransi Internasional, Menag Gus Yaqut menyebut, keragaman adalah kekayaan.
Ilustrasi toleransi. Peringati Hari Toleransi Internasional, Menag Gus Yaqut menyebut, keragaman adalah kekayaan. /Pexels/fauxels/
 
Media Magelang – Selamat Hari Toleransi Internasional! Hari Toleransi Internasional diperingati pada tanggal 16 November setiap tahunnya.
 
Namun, tahukan Anda bagaimana sejarah peringatan Hari Toleransi Internasional? Lantas bagaimana cara melawan intoleransi menurut UNESCO? Simak penjelasannya berikut ini.
 
Hari Toleransi Internasional dinisiasi oleh UNESCO, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 
 
 
Pencetusan Hari Toleransi Internasional telah melalui proses panjang. Berakar dari ikon Hak Asasi Manusia, Mahatma Gandhi, yang kembali ke tanah kelahirannya di India pada tahun 1915.
 
Bersamaan dengan kepulangannya ke negara asal, Mahatma Gandhi membantu memperjuangkan kebebasan melalui cara-cara non-kekerasan dan toleransi.
 
Kemudian pada tahun Maret 1963, Martin Luther King menyampaikan pidato terkenal yakni ‘I Have A Dream’ di Washington kurang lebih berisi seruan yang sama dengan Mahatma Gandhi.
 
Martin Luther King menegaskan bahwa kebebasan dan kesetaraan dapat diperjuangkan dengan cara-cara non-kekerasan dan mengedepankan toleransi.
 
Pada tahun 1964, Undang-Undang Hak Sipil diberlakukan untuk melarang diskriminasi terhadap SARA dan asal negara seseorang.
 
 
Seruan tentang toleransi terus digaungkan, hingga pada 16 November 1995, Hari Tolerasi Internasional dibuat sebagai cara untuk memperingati disahkannya The Declaration of Principles on Tolerance.
 
Deklarasi tersebut menegaskan bahwa toleransi adalah sikap menerima dan mengapresiasi kekayaan budaya dunia, serta bagaimana cara kita dapat memanusiakan manusia.
 
Toleransi adalah landasan penting bagi kebebasan fundamental dan Hak Asasi Manusia (HAM), tidak hanya bagi individu, tetapi juga kelompok dan negara.
 
Hari Toleransi Internasional hadir untuk membantu menyebarkan makna penting toleransi dan kesadaran tentang bahaya sikap intoleransi yang membabi buta.
 
Perlu adanya tindakan-tindakan nyata untuk memerangi intoleransi di berbagai elemen masyarakat.
 
Untuk itu, tim Media Magelang telah merangkum beberapa cara utnuk memerangi intoleransi yang dikutip melalui laman resmi UNESCO.
 
1. Hukum
 
Pemerintah bertanggung jawab untuk menegakkan hukum tentang HAM yang melarang dan menghukum kejahatan diskriminasi terhadap kaum minoritas.
 
Negara juga harus memastikan akses yang sama bagi masyarakat menuju pengadilan, komisioner, HAM, atau ombudsmen.
 
Hal ini bertujuan untuk mencegah masyarakat menyelesaikan sendiri masalah dengan cara-cara kekerasan yang dapat menimbulkan konflik yang lebih besar.
 
2. Pendidikan
 
Hukum memang penting, tetapi itu saja tidak cukup untuk melawan intoleransi. Diperlukan juga pendidikan sejak dini tentang nilai-nilai toleransi dan bagaimana cara untuk menyikapi perbedaan.
 
Nilai-nilai tentang toleransi terhadap keberagaman ras, budaya, dan agama di tengah masyarakat dunia perlu diajarkan utnuk mencegah konflik dan diskriminasi terhadap individu atau kelompok yang berbeda.
 
3. Akses Atas Informasi
 
Cara paling efisien untuk memerangi intoleransi adalah dengan mempromosikan kebebasan dan pluralisme kepada masyarakat.
 
Promosi ini dilakukan untuk menyebarkan pesan-pesan toleransi langsung kepada masyarakat agar mereka dapat membedakan mana yang fakta dan mana yang opini.
 
Promosi ini juga diperlukan agar masyarakat sadar akan keberagaman budaya dunia, sehingga mereka dapat menanamkan sikap toleransi demi mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.
 
4. Kesadaran Individu
 
Dalam memerangi intoleransi, dibutuhkan kesadaran individual akan pentingnya toleransi di tengah masyarakat. 
 
Kesadaran dan sikap nyata toleransi dari individu ini nantinya dapat memutus rantai intoleransi dan kekerasan di masyarakat.
 
5. Solusi Masyarakat
 
Ketika konfrontasi akibat intoleransi terus merajalela, kita sebagai masyarakat dunia tidak hanya bisa duduk diam menunggu keputusan pemerintah.
 
Masyarakat harus turun langsung untuk memerangi intoleransi karena masyarakat adalah bagian dari solusi.
 
Itulah sejarah Hari Toleransi Internasional dan cara memerangi intoleransi menurut UNESCO. Semoga dengan memperingati Hari Toleransi Internasional, kita dapat menyadari pentingnya toleransi dalam keberagaman masyarakat berbangsa dan bernegara.***

Editor: Sonia Okky Astiti

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah