Utamakan Pendalaman Karakter, Dispendik Surabaya akan Hapus PR untuk SD dan SMP

- 23 Oktober 2022, 19:08 WIB
Ilustrasi mengerjakan PR.
Ilustrasi mengerjakan PR. /pixabay.com/klimkin

Media Magelang - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya berencana akan menghapus sistem pemberian pekerjaan rumah (PR) pada para siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tujuan utama Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya akan menghapus sistem pemberian pekerjaan rumah (PR) pada para siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah karena lebih mengutamakan pendalaman karakter untuk para siswa tersebut.

Penghapusan sistem pemberian pekerjaan rumah (PR) pada para siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya ini rencananya akan mulai dilaksanakan pada 10 November 2022.

Penghapusan sistem pemberian PR untuk para siswa SD dan SMP ini diungkapkan oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Kamis 20 Oktober 2022.

Baca Juga: Download Video YouTube Tanpa Aplikasi Mudah Pakai Savefrom.net

Eri Cahyadi menuturkan, kemampuan para siswa SD dan SMP dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sangat perlu ditingkatkan melalui program pendalaman karakter, yang nantinya akan dilaksanakan oleh sekolah masing-masing.

Lebih lanjut Eri Cahyadi menegaskan, pemberian PR bagi para siswa SD dan SMP hanya akan menghabiskan waktu, dan menghalangi mereka untuk berinteraksi dengan dunia luar.

Eri Cahyadi berharap penghapusan sistem pemberian PR ini nantinya juga bisa menghapus beban para siswa SD dan SMP, karena di sekolah mereka sudah menjalani proses belajar dalam waktu yang cukup lama.

“Sebetulnya PR itu jangan membebani anak - anak, tapi yang saya ubah PR itu adalah untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka,” ujar Eri Cahyadi.

Untuk menyukseskan rencana Wali Kota Eri Cahyadi tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Yusuf Masruh akan segera melakukan beberapa langkah tindak lanjut bersama timnya.

Salah satu langkah tindak lanjut yang akan diambil oleh Yusuf Masruh adalah mengurangi jam belajar para siswa SD dan SMP di sekolah masing-masing.

Langkah tindak lanjut tersebut diambil berdasarkan instruksi dari Wali Kota Surabaya tentang jam belajar para siswa SD dan SMP yang terlalu panjang, sehingga mengurangi kegiatan di luar sekolah.

“Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman sampai pukul 14.00 WIB. Artinya dua jam sudah efektif, anak-anak bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengambangan bakat masing-masing. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya,” tutur Yusuf Masruh.

Untuk tugas-tugas semacam PR, Yusuf Masruh menjelaskan bisa dikerjakan melalui kelas pengayaan usai jam belajar di kelas reguler.

“Agar fresh, setelah pulang, anak-anak sudah tidak ada beban mengerjakan PR. Maka, pengayaan pembelajaran antarteman bisa membantu menyelesaikan PR, dan pulang sudah tidak memikirkan PR,” terang Yusuf Masruh.

Kebijakan ini diharapkan mampu melatih para siswa SD dan SMP untuk lebih aktif, mandiri, dan berani berpendapat guna menciptakan rencana pengembangan pengetahuan siswa.

“Anak dilatih aktif untuk membuat proyek. Maka saya siapkan menu ekstrakulikuler yang cocok dengan sekolah dan kondisi anak-anak agar menyenangkan. Bahkan, respon dari teman - teman sekolah sangat setuju karena fokus pada pembentukan karakter siswa,” pungkas Yusuf Masruh.

Demi mengutamakan pendalaman karakter, Wali Kota dan Dispendik Surabaya akan menghapus sistem pemberian PR pada para siswa SD dan SMP mulai 10 November 2022.***

Editor: Dinda Silviana Dewi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x