Deretan Fenomena Alam yang Terjadi Mulai Desember 2022 hingga Oktober 2032

- 27 November 2022, 18:48 WIB
Cara Menonton Hujan Meteor Andromedid 5 November 2022, Fenomena Langit Menakjubkan Bisa Ditonton Kapan?
Cara Menonton Hujan Meteor Andromedid 5 November 2022, Fenomena Langit Menakjubkan Bisa Ditonton Kapan? /Pexels/raman deep/

Media Magelang - Berikut daftar lengkap sejumlah fenomena alam yang akan terjadi mulai bulan Desember 2022 hingga Oktober 2023.

Deretan fenomena alam yang akan terjadi mulai Desember 2022 hingga Oktober 2032 ini di antaranya adalah gerhana bulan dan matahari.

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), masyarakat Indonesia di sejumlah daerah diprediksi bisa menyaksikan deretan fenomena alam yang akan terjadi mulai Desember 2022 hingga Oktober 2032.

Fenomena alam tersebut dimulai pada 14 sampai 15 Desember 2022, yaitu hujan meteor Geminid.

Baca Juga: Link Nonton Drama Under The Queen's Umbrella (2022) Episode 14 Sub Indo di tvN dan Netflix

Hujan meteor Geminid adalah hujan meteor yang titik radiannya berasal dari konstelasi Gemini.

Intensitas maksimal hujan meteor Geminid sebesar 120 meteor per jam, sedangkan ketinggian maksimum titik radian di Indonesia bervariasi, dan hal inilah yang menyebabkan masyarakat di tiap daerah di Indonesia ada yang bisa menyaksikan, ada pula yang tidak bisa.

Di Pulau Rote, ketinggian titik radian adalah 46 derajat, sementara daerah Sabang memiliki ketinggian titik radian 63 derajat.

Di Pulau Rote, intensitas hujan meteor Geminid akan berkurang menjadi 86 meteor per jam, dan di daerah Sabang hujan meteor Geminid menjadi 107 meteor per jam.

Baca Juga: 20 Daftar Set Top Box STB TV Digital Lengkap Harga dan Tips Pilih Perangkat Aman dan Tanpa Gangguan

Hujan meteor Geminid dapat disaksikan mulai dari Timur Laut hingga Barat Laut, sejak pukul 20.30 waktu setempat, sampai 25 menit sebelum matahari terbit.

Hujan meteor Geminid bersumber dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon.

Kecepatan meteor pada Geminid dapat mencapai 126.000 kilometer per jam.

"Meteor Geminid tetap dapat diamati tanpa alat bantu optik. Pengamatan akan tampak lebih jelas ketika cuaca cerah, bebas dari penghalang di sekitar medan pandang, dan bebas dari polusi cahaya," kata Andi Pangerang, Peneliti Pusat Sains Antariksa BRIN, sebagaimana dilansir dari Antara.

Disusul kemudian oleh gerhana matahari hibrida yang akan terjadi pada 20 April 2023, yang bertepatan dengan akhir Ramadan 1444 Hijriah.

"Disebut hibrida karena dalam satu jalur gerhana, terdapat gerhana Matahari total di tempat tertentu dan gerhana Matahari cincin di tempat lainnya," terang Andi Pangerang.

Lebih lanjut Andi Pangerang mengatakan, wilayah-wilayah di Indonesia hanya akan dilalui jalur gerhana matahari totalnya saja.

Untuk jalur gerhana matahari cincin akan berada di perairan barat daya Australia, dan perairan Pasifik Tengah.

Gerhana matahari hibrida diprediksi bisa disaksikan di wilayah Timor Leste, serta sebagian Maluku, yakni Kepulauan Leti, Kepulauan Damar, Kepulauan Watubela, Papua Barat dan Biak.

Sementara wilayah lain di Indonesia hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian yang ketertutupannya kurang dari 100 persen.

Namun, gerhana matahari sebagian tidak akan terjadi di Banda Aceh, Sabang, dan Aceh Besar.

Selanjutnya, fenomena alam gerhana bulan total kembali terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, malam tahun baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032, dan 18 Oktober 2032.

Itulah deretan fenomena alam berupa gerhana matahari dan bulan, serta hujan meteor Geminid, yang akan terjadi mulai Desember 2022 hingga Oktober 2032.***

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x