Perempuan dan Pengelolaan UMKM, Ganjar: Perempuan Memang Paling Ulet

24 Agustus 2021, 08:37 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkunjung ke rumah warga yang memanfaatkan Biogenic Shallow Gas untuk memasak di Desa Pegundungan. /Pemprov Jateng/

Media Magelang – Acara Perempuan dan Pengelolaan UMKM yang diadakan secara virtual pada Minggu, 22 Agustus 2021, dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Susi Pudjiastuti.

Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa biasanya perempuan lebih ulet dalam mengelola bisnis atau usahanya, terlebih ketika menghadapi kondisi sulit seperti saat pandemi ini.

"Ketika perempuan-perempuan mulai unjuk gigi atau bicara bisnis itu yang paling ulet ya perempuan ini," kata Ganjar saat menjadi keynote speech.

Ganjar memberikan contoh yang pernah dia lihat mengenai keuletan perempuan dalam menjalankan bisnis.

Baca Juga: PTM Sekolah di Jawa Tengah Harus Izin, Ganjar: Supaya Bisa Dikontrol

Misalnya saat Ganjar berangkat ke Moskow, Rusia, untuk mendampingi pameran produk UMKM dari Jawa Tengah beberapa tahun lalu.

Di sana, Ganjar melihat seorang perempuan pemilik UMKM pembuat tas dari Jawa Tengah kesulitan mengeluarkan produk UMKM dari bea cukai setempat.

"Produk tas itu dicurigai harganya ratusan juta padahal cuma Rp900 ribu. Awalnya pemilik produk itu menangis hingga akhirnya ia mengikhlaskan barang itu karena ternyata barang produksinya diakui bagus dan dituduh berharga mahal. Ini menjadi hal penting bagi pelaku usaha," tutur Ganjar menjelaskan.

Contoh lain adalah seorang penjual donat di Gombong. Saat bertemu secara virtual dalam sebuah acara, Ganjar sempat memesan donat untuk dikirim ke kediamannya di Semarang.

Baca Juga: Program UVHC Semarang, Ganjar: Bisa Menolong Masyarakat dari Rumah

"Penjual itu langsung menyanggupi untuk mengirim. Sama waktu saya membuat lapak Ganjar. Paling tangguh dulu penjual batik dan lurik yang mengonversi menjadi jualan masker, lalu omzet naik. Itu juga perempuan," ucap Ganjar.

Ganjar menceritakan ketika dia bertemu pria pedagang ayam geprek di Tegal. Saat Ganjar memesan untuk diantar ke Semarang, justru pedagang itu tidak menyanggupi pesanan karena berpikir soal jarak.

"Jadi ceritanya adalah satu perempuan sangat siap, donatnya langsung dikirimkan ke saya dengan ongkos kirim dibebankan ke saya. Tapi satu lagi tidak bisa jadi ya kesempatannya hilang,” kata Ganjar.

Ganjar mendoakan semoga banyak orang yang nanti akan mendapatkan kesempatan dan belajar lebih banyak dari perempuan-perempuan yang hebat dalam mengelola bisnisnya.

Susi Pudjiastuti juga menyampaikan bahwa perempuan itu realitanya jauh lebih tangguh dibandingkan laki-laki.

"Kalau bicara soal perempuan, perempuan itu resilient-nya jauh lebih, bukan bicara gender ini lebih hebat perempuan tapi realitanya perempuan ini lebih resilient dibandingkan laki-laki,” tutur Susi.

Perempuan lebih tahan banting, namun jika terkait endurance memang kalah dengan laki-laki.

“Lebih tahan banting, cuma endurance-nya kalah sama bapak-bapak. Kalau ada up and down, perempuan kadang lebih gampang emosinya, lalu putus asa dan memutuskan jadi ibu rumah tangga saja," kata Susi melanjutkan.

Menurut Susi, pemerintah harus dapat melihat poin penting dari ketangguhan perempuan ini, karena perempuan kebanyakan menjadi lebih tangguh, lebih kreatif, dan lebih inovatif.

"Semestinya pemerintah tidak boleh membiarkan para UMKM terutama yang gendernya perempuan itu sampai drop karena idenya selalu banyak kalau emak-emak, selalu ada akal. Tinggal asistensinya seri sisi policy, dari sisi cara mengatur keuangan secara bookkeeping," Susi menjelaskan.

Susi menjelaskan bahwa saat ini kebanyakan perempuan dalam bidang apapun tidak dibarengi dengan kemampuan akuntansi dasar.

Menurut Susi, bidang ilmu apapun harus dibekali juga dengan pendidikan basic finance dan basic accounting.

Dengan pengetahuan itu, perempuan yang nanti akan terjun ke bisnis atau UMKM maupun sebagai pribadi bisa mengerti apa itu pajak dan lainnya.

"Hal seperti itu merupakan practical knowledge to manage your financial live. Bukan social live but financial live. Anak-anak kita ini yang kita didik generasi baru kalau akan masuk ke usaha apapun basic sangat penting,” tutur Susi.

Susi menceritakan ketika zaman dia sekolah dulu ada keterampilan, dia sempat belajar keterampilan pembukuan. Dia melihat dalam pembinaan UMKM harus diadakan.

“Dan di universitas apapun bidang ilmunya paling tidak diberikan tiga bulan untuk accounting dan finance. Itu diperlukan para UMKM," kata Susi melanjutkan.***

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: Humas Pemprov Jateng

Tags

Terkini

Terpopuler