Bisnis UMKM Meredup Ketika Pandemi, Pemilik Warung Nasi Uduk Melakukan Hal Ini!

9 Juni 2022, 09:33 WIB
Bisnis UMKM Meredup Ketika Pandemi, Pemilik Warung Nasi Uduk Melakukan Hal Ini! /Tangkapan Layar Youtube/Devina Hermawan

Media Magelang - Bisnis UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan penopang roda perekonomian masyarakat.

Bisnis UMKM menjadi saksi sejarah dalam kelamnya sejarah perpolitikan pada tahun 1998, cukup berpengaruh ke berbagai sektor di perekonomian Indonesia.

Namun ketika dilanda krisis moneter pada tahun 98, bisnis UMKM justru stabil dan tidak terlalu berdampak.

Krisis moneter pada tahun 1998 hanya berdampak kepada kelas menengah ke atas, bukan kepada kelas menengah ke bawah atau bisnis UMKM.

Baca Juga: Wajib Tahu! Tips Jitu Pasarkan Produk UMKM Melalui Sarana Digital

Sehingga, perekonomian RI (Republik Indonesia) pada saat itu bisa bangkit dalam kurun waktu yang lumayan singkat.

Itulah mengapa sebabnya UMKM disebut memiliki peran penting, untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia.

Namun pada awal tahun 2020, perekonomian secara global mengalami penurunan dari berbagai macam sektor.

Termasuk Indonesia di berbagai sektor dan UMKM-nya, yang ketika pandemi Covid-19 juga mengalami penurunan.

Baca Juga: LPDB KUMKM Salurkan Dana Rp1,8 Triliun pada Pelaku UMKM, Ini Cara Penyaluran dan Pemberian Pinjaman

Banyak usaha yang tutup, banyak pebisnis UMKM yang mengalami kerugian besar menyusul dengan kebijakan pemerintah pada masa awal pandemi.

Namun, tidak sedikit juga UMKM yang mampu berjuang untuk melewati fase pandemi Covid-19.

Salah satunya adalah Khairul Amri atau yang biasa dipanggil Doyok, anak dari pemilik usaha warung nasi uduk yang bernama, Warung Mpo Neni.

Warung Mpo Neni adalah usaha yang bergerak di bidang kuliner, mereka menjual masakan-masakan khas suku Betawi.

Namun jauh sebelum berdirinya Warung Mpo Neni pada tahun 2011, Mpo Neni dan suami telah lebih dulu membuka usaha Warteg (Warung Tegal).

"Iya, sebelum Warung Mpo Neni ini Bapak sama Ibu saya pernah berjualan Warteg (Warung Tegal). Sekitar tahun 2008 sampai tahun 2011," Ujar Doyok dalam sesi wawancaranya dengan tim Pikiran Rakyat Media Network, dari portal berita Media Magelang pada hari Senin, 30 Mei 2022.

Namun Doyok mengatakan, usaha wartegnya harus tutup lantaran sepi pembeli dan beberapa faktor.

"Cuman waktu itu yang punya ruko mau pake tempatnya, jadi Bapak dan Ibu saya gak bisa memperpanjang masa sewa tempat atau ruko tersebut," ungkap Doyok.

"Pindah ke rumah, tapi peminatnya berkurang. Sepi lah pokoknya. Sampai akhirnya, karena Ibu saya orang Betawi beliau berinisiatif lah jualan nasi uduk khas Betawi sekitar tahun 2011. Dari situlah Warung Mpo Neni terus berkembang," jelas Doyok.

Warung Mpo Neni sendiri, sudah bertahan selama kurang lebih 11 tahun dan memiliki beragam jenis usaha di bidang kuliner.

Mulai dari makanan berat seperti nasi uduk, soto betawi, sop iga, gado-gado, ayam geprek dan yang terbaru adalah roti bakar.

"Kalau awalnya itu nasi uduk dulu mas, baru setelahnya kakak perempuan saya coba jualan gado-gado. Di-support sama orang tua dari segi modal dan resep," tandasnya.

"Gado-gado berjalan lancar, banyak peminatnya dan banyak yang suka, akhirnya saya lah inisiatif minta ke orang tua buat dibukain usaha soto betawi dan sop iga. Alhamdulillah-nya, orang tua itu support dan dari saya juga ada kemauan," terang Doyok.

Doyok mengatakan bahwa kesempatan akan berjalan mulus, jika disertai dengan kemauan yang kuat, usaha yang keras dan doa konsisten.

"Karena percuma ya Mas, kalau dikasih fasilitas sama orang tua tapi gak dimanfaatin atau dimaksimalin ya gak akan jadi apa-apa juga. Semua kan balik lagi ke diri sendiri ya, Mas," ujar Doyok.

"Apalagi di dekat tempat Saya ada Cafe-nya, Mas. Punya teman saya, lalu saya inisiatif untuk bergabung, dengan tujuan menjangkau target pasar yang baru, jadi kalau ada yang pesan makanan, makanannya itu dari tempat Saya," kata Doyok. 

Warung Mpo Neni terus bertahan di era gempuran pandemi, namun keterbatasan justru tidak membuat mereka menyerah begitu saja.

Seiring berkembangnya teknologi, Warung Mpo Neni pun menyelaraskan perkembangan itu dengan memiliki kemauan untuk beradaptasi.

"Kalau ojol (ojek online) itu sudah daftar sejak sebelum pandemi, tapi karena pandemi kemarin, dari aplikasi ojol itu kami baru merasakan manfaatnya," jelas Doyok.

"Karena sebelum pandemi pelanggan itu banyak yang datang langsung, jarang atau bahkan hampir enggak ada pesenan dari ojol, tapi karena pandemi, saya adakan promo khusus di aplikasinya saja sehingga menarik perhatian pelanggan. Tapi tetep aja sih Mas, omzetnya masih menurun drastis daripada omzet harian pada saat sebelum pandemi," tandasnya.

Selama lebih dari 1 dekade, Warung Mpo Neni terus melakukan inovasi produk yang spesifik.

Seperti, makanan khas suku Betawi dan ada juga pilihan camilan manis yang lebih disukai pelanggan wanita atau kalangan anak muda sekarang yang suka nongkrong di kedai kopi terkenal di daerahnya masing-masing.

Mereka terus berinovasi sehingga bisnisnya terus hidup dan berkembang, dari bisnis Warung Mpo Neni juga, orang tua dari mas Amri itu bisa menyekolahkan kelima anaknya sampai lulus sekolah menengah atas sampai ke perguruan tinggi.

Konsistensi rasa, harga yang terjangkau dan keramahtamahan kepada pelanggan adalah rahasia stabilnya usaha UMKM Warung Mpo Neni.

"Kalau menurut saya sih karena murah ya Mas, terus nasi uduk juga rasanya enggak pernah berubah, selalu seperti itu. Dan mungkin karena kami itu ramah, enggak ketus atau jutek ke pelanggan sehingga itu membuat pelanggan balik lagi," ungkap Doyok.

"Fokus pada sesuatu yang ingin dituju, lalu berjuang dan menyusun strategi untuk mencapai tujuannya. Uang yang banyak pasti akan datang dengan sendirinya," ujar Doyok memungkasi.

Keterbatasan bukan sebuah hambatan yang tidak bisa dicari jalan keluarnya, bergerak di tengah keterbatasan kadang bisa lebih efektif daripada biasanya.

Mau mengalah untuk beradaptasi dan berkompromi adalah pekerjaan yang sukar untuk dilakukan, namun Khairul Amri atau Doyok membuktikan bahwa mau untuk beradaptasi bukan berarti lemah atau kalah.

Warung Mpo Neni sendiri berlokasi di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu.

Berikut link lokasi peta Warung Mpo Neni KLIK DI SINI

Demikian artikel mengenai tindakan yang dilakukan bisnis UMKM di era pandemi Covid-19.***

Editor: Sonia Okky Astiti

Tags

Terkini

Terpopuler