Tradisi Ruwatan Bumi Digelar di Borobudur, Ganjar: Ini Tunjukkan Komintmen G20 Kembali ke Lingkungan

14 September 2022, 06:27 WIB
Tradisi Ruwatan Bumi Digelar di Borobudur, Ganjar: Ini Tunjukkan Komintmen G20 Kembali ke Lingkungan /Humas Polda Jateng

Media Magelang - Tradisi Ruwatan Bumi sukses digelar di Taman Lumbini, Kawasan Candi Borobudur, pada Selasa, 13 September 2022 malam.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo turut hadir dalam gelaran Ruwatan Bumi yang berlangsung meriah tadi malam.

Ruwatan Bumi menjadi acara puncak rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan atau Culture Ministers Meeting (CMM) negara G20 dan Festival Indonesia Bertutur yang digelar selama dua hari di kawasan Borobudur.

Ganjar Pranowo mengatakan acara Ruwatan Bumi menjadi momen menunjukkan komitmen negara-negara G20 untuk kembali menaruh perhatian pada lingkungan hidup.

"Hari ini sengaja diciptakan tema Ruwatan Bumi untuk menunjukkan komitmen dari negara-negara G20 untuk kembali ke lingkungan, punya perhatian tinggi terhadap lingkungan. Ya back to nature kira-kira begitu," kata Ganjar usai acara.

Baca Juga: Cara Daftar Subsidi Tepat di MyPertamina Agar Bisa Beli BBM Bersubsidi,Yuk Akses Linknya di Sini!

Ruwatan Bumi mengambil konsep doa bersama yang melibatkan sekitar 83 pemangku adat di seluruh Indonesia.

Doa bersama tersebut dikemas dalam sebuah pertunjukan kolosal yang menampilkan beragam cara tradisional dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.

"Konsepnya adalah bagaimana cara-cara tradisional, cara-cara kebudayaan, yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini untuk ditampilkan dalam karya seni. Tadi ditampilkan hampir seluruh wilayah di Indonesia dengan berbagai keragaman bajunya, tariannya, bahasanya, dengan cara-caranya," ujar Ganjar.

Menurut Ganjar, Ruwatan Bumi menjadi momentum mengenalkan tradisi dan budaya masyarakat Indonesia. Khususnya terkait menjaga alam dan lingkungan, serta beragamnya kekayaan budaya Indonesia.

Baca Juga: Rumah Ganjar Pranowo Kedatangan Pemeran Film Sayap Sayap Patah, Nicholas Saputra: Nenek Saya Asli Kutoarjo

"Betul-betul negara lain melihat bahwa kita kaya sekali soal ini. Tadi Menteri Urusan Parlemen dan Kebudayaan India bicara terus dan menghafalkan Ruwatan Bumi, Ruwatan Bumi. India tahu bahwa bumi itu artinya land, country, earth begitu. Mereka sangat paham soal itu. Lalu dari Jerman juga bercerita amazing tentang keragaman budaya kita," jelas Ganjar.

Lebih lanjut, Ruwatan Bumi yang membawa spirit kearifan lokal masyarakat Indonesia itu merupakan pemantik bagi negara-negara G20 untuk kembali melihat kondisi bumi, lingkungan, dan kesenian yang ada dalam suatu negara.

"Mudah-mudahan ini juga menjadi momentum perhatian semua negara untuk melihat kondisi buminya, lingkungannya, kesenian tradisionalnya sebagai bentuk respek atau penghormatan antarbudaya bangsa," ungkapnya.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutannya mengajak seluruh masyarakat dan negara-negara G20 untuk kembali memperhatikan pemulihan bumi. Sebab hidup manusia tidak bisa lepas dari alam dan lingkungan.

Menurutnya, acara Ruwatan Bumi menjadi saat yang tepat merenungkan proses pemulihan dari dampak pandemi global dengan meningkatkan kesadaran kita akan kelestarian alam, manusia, dan semua makhluk hidup.***

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler