Grammy Award Perbolehkan Musik Buatan AI Masuk ke Dalam Nominasi Asal Penuhi Syarat Ini

Baru-baru ini, Recording Academy, lembaga yang bertanggung jawab atas Grammy Awards, membuat pengumuman mengejutkan mengenai kelayakan musik yang mengandung elemen buatan AI untuk masuk dalam nominasi Grammy. 

 

CEO dan Presiden Recording Academy, Harvey Mason Jr., menjelaskan bahwa penggunaan AI masih diperbolehkan, tetapi harus tetap memiliki kontribusi manusia yang berarti. 

 

Berikut ini adalah informasi lebih lanjut terkait keputusan Grammy Award perbolehkan musik buatan AI masuk ke dalam nominasi tersebut.

 

Baca Juga: Dishub Pasang Teknologi AI di Persimpangan untuk Atasi Kemacetan di DKI Jakarta

1. Dampak Penggunaan AI dalam Musik:
Dalam beberapa tahun terakhir, AI telah digunakan dalam industri musik untuk berbagai tujuan, mulai dari pembuatan musik hingga analisis data dan penyesuaian suara. 

 

Kehadiran AI telah mempengaruhi berbagai aspek musik, termasuk penciptaan, produksi, dan pengenalan suara. 

 

Meskipun teknologi ini telah memberikan kemudahan dan kebaruan dalam industri musik, beberapa orang khawatir tentang implikasi jangka panjang penggunaannya.

2. Keputusan Recording Academy:
Pada bulan lalu, Recording Academy mengumumkan bahwa "hanya pencipta manusia" yang memenuhi syarat untuk entri nominasi Grammy Awards. 

 

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa musik yang sepenuhnya dibuat oleh AI akan dikecualikan dari penghargaan tersebut. 

 

Namun, dalam pengumuman terbarunya, Harvey Mason Jr. menjelaskan bahwa musik yang mengandung elemen buatan AI tetap dapat memenuhi syarat untuk nominasi Grammy, selama masih ada kontribusi manusia yang berarti.

3. Pentingnya Kontribusi Manusia:
Recording Academy menegaskan bahwa meskipun AI dapat digunakan dalam proses pembuatan musik, kehadiran manusia dengan kontribusi yang berarti tetaplah penting. 

 

Sebagai contoh, jika lirik lagu ditulis oleh AI, musisi yang melantunkan lagu tersebut tidak akan mendapatkan pengakuan atas penulisan liriknya. 

 

Keputusan ini bertujuan untuk menghargai keterlibatan kreatif manusia dalam menciptakan karya musik yang orisinal dan bermakna.

4. Penilaian yang Adil:
Harvey Mason Jr. juga menekankan bahwa komponen manusia harus berkontribusi secara signifikan dalam cara yang berarti dibandingkan dengan elemen AI. 

 

Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa penilaian terhadap karya musik yang menggunakan AI tetap adil dan menghargai upaya manusia dalam menciptakan musik yang unik. 

 

Dengan pendekatan ini, Recording Academy berharap agar karya-karya yang memadukan unsur kecerdasan buatan dengan bakat manusia dapat tetap diberikan pengakuan yang pantas.

5. Antisipasi Grammy Awards ke-66:
Penghargaan Grammy Tahunan ke-66 dijadwalkan kembali diadakan di Crypto.com Arena di Los Angeles pada tanggal 4 Februari 2024. 

 

Sebagai acara yang sangat bergengsi, Grammy Awards menyoroti pencapaian-pencapaian luar biasa dalam industri musik. 

 

Dengan peraturan baru ini, kita dapat mengharapkan bahwa kategori-kategori Grammy akan menjadi lebih inklusif terhadap pengaruh AI dalam musik, asalkan kontribusi manusia masih diakui dengan baik.

Keputusan Recording Academy untuk memperbolehkan penggunaan AI dalam musik untuk nominasi Grammy Awards, selama masih ada kontribusi manusia yang berarti, telah mengundang perhatian publik. 

 

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun AI memainkan peran yang semakin penting dalam industri musik, penghargaan yang diberikan masih menghargai kreativitas dan upaya manusia. 

 

Dengan adanya peraturan ini, harapannya adalah karya-karya yang menggabungkan teknologi AI dengan kepiawaian manusia dapat mendapatkan pengakuan yang setimpal dalam Grammy Awards yang prestisius.***