Sejarah dan Biografi RA Kartini, Sang Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia

21 April 2021, 09:27 WIB
Hari Kartini, Intip Sekilas Berikut Isi Buku Habis Gelap Terbitlah Terang. /Instagram.com/@historiadasia

Media Magelang - Berikut ini sejarah dan biografi RA Kartini, sang pahlawan emansipasi wanita di Indonesia.

Untuk mengenang perjuangan RA Kartini, Hari Kartini diperingati satu tahun sekali yaitu setiap tanggal 21 April.

Sosok RA Kartini adalah tokoh perempuan yang dikenal sebagai pahlawan emansipasi wanita Indonesia.

Bagi yang ingin mengetahui sejarah peringatan Hari Kartini dan biografi sang pahlawan RA Kartini, berikut informasinya.

Baca Juga: Ini Berkas yang Harus Dibawa Saat Urus BPUM BLT UMKM 2021 di Sukoharjo

Baca Juga: Beredar Video Viral Banyak Korban Meninggal “Tsunami” Covid-19 Belum Dimakamkan di India, Ini Penyebabnya

Baca Juga: Sejarah Hari Kartini: Biografi, Pemikiran dan Cita-cita Perempuan yang Tertuang Melalui Tulisan

Peringatan Hari Kartini

Hari Kartini diperingati sesuai dengan tanggal kelahiran pahlawan RA Kartini yaitu tepatnya pada 21 April 1879.

Sementara itu, peringatan Hari Kartini pertama kali digelar pemerintah sejak tahun 1965 silam.

Soekarno juga menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini melalui Kepres No. 108 tahun 1964

Puluhan tahun sejak ditetapkan, Hari Kartini selalu dirayakan dengan sukacita.

Baca Juga: Kumpulan Ide Ucapan Hari Kartini 21 April 2021, Cocok Dibagikan ke Media Sosial

Baca Juga: Ucapan Hari Kartini 21 April 2021 dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Baca Juga: Kata-kata Bijak R.A. Kartini, Cocok Dijadikan Ucapan Menyambut Hari Kartini

Biografi R.A. Kartini

Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini lahir 21 April 1879, dirinya dikenal sebagai pahlawan emansipasi wanita.

Ayahnya seorang bangsawan yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan menjabat Bupati Jepara.

Ayahnya menyekolahkan Kartini di ELS sebagaimana dilansir media magelang dari laman lpmpriau.kemdikbud.go.id.

Dikarenakan kebiasaan, anak perempuan harus tinggal di rumah untuk ‘dipingit’, dan karenanya RA Kartini hanya bersekolah sampai usia 12 tahun saja.

Di sinilah sejarah perjuangan R.A. Kartini dimulai. Ketika tinggal di rumah, ia belajar dan membaca banyak buku.

Bahkan, RA Kartini juga menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda.

Salah satunya adalah Rosa Abendanon, teman RA Kartini yang selalu mendukungnya.

Dari Abendanon, Kartini sering membaca buku dan koran Eropa yang memberi semangat di dalam hati Kartini, yakni tentang kemajuan berpikir perampuan di Eropa.

Sehingga, timbul keinginan RA Kartini untuk memajukan perempuan Indonesia yang berada pada status sosial rendah.

Surat RA Kartini

Surat-surat yang ditulis RA Kartini lebih banyak berupa keluhan tentang kondisi wanita Indonesia.

Dalam surat yang ditulisnya, RA Kartini mengungkapkan bahwa ada banyak kendala yang dihadapi perempuan Indonesia supaya bisa lebih maju.

RA Kartini menikah

12 November 1903, RA Kartini menikah dengan Bupati Rembang yang bernama Raden Adipati Joyodiningrat.

Walau sudah menikah, RA Kartini mendapatkan kebebasan dari sang suami.

Berkat kegigihannya, pada tahun 1912, RA Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita oleh di daerah Semarang.

Kemudian, Sekolah Kartini berhasil didirikan di beberapa kota seperti Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.

Dari pernikahannya dengan Raden Adipati Joyodiningrat, R.A. Kartini dikaruniai seorang anak.

Anaknya bernama Soesalit Djojoadhiningrat dan lahir pada 13 September 1904 .

R.A. Kartini meninggal dunia pada 17 September 1904, 4 hari setelah melahirkan.

R.A. Kartini meninggal dunia di umur 25 tahun dan dimakamkan di Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang, Jawa Tengah.***

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler