7 Strategi Bicara Pendidikan Seks Kepada Anak, Agar Orang Tua Bisa Percaya Diri

25 Januari 2022, 13:05 WIB
Ilustrasi anak kecil. /Pexels

Media Magelang - Orang tua harus mempunyai strategi ketika berbicara tentang pendidikan seks untuk usia dini. Strategi diperlukan agar anak mau mendengarkan dan menerima materi dengan baik.

Pendidikan seks sering dianggap tabu dibicarakan untuk anak. Padalah, materi tersebut penting untuk diketahui. Agar ketika dewasa, anak tidak melakukan perbuatan seksual yang dilarang.

Memang tidak mudah memberikan pendidikan seks kepada anak. Mulai dari orang tua yang tidak tahu cara menjawabnya sampai anak yang merasa malu membicarakan hal-hal tersebut.

Oleh karena itu, Media Magelang memberikan strategi untuk orang tua jika ingin berbicara pendidikan seks kepada anak:

Baca Juga: Penulis Layangan Putus Menangis Ceritakan Cerita Asli Kehilangan Anak Kelima, Mommy ASF: Ngerasa Bersalah

1. Belajar dari pengalaman orang tua

Sebelum berbicara, coba untuk mengingat dulu apakah orang tua juga pernah mendapatkan materi saat kecil? Jika, iya, seperti apa materi dan cara penyampaiannya? Apakah masih relevan untuk anak zaman sekarang?

2. Jawaban yang sesuai dengan usia anak

Berikan jawaban yang mudah dimengerti oleh anak. Jelaskan perihal seksual dengan bahasa yang mudah dipahami sesuai dengan tingkat dan perkembangan usia. Tidak usah memberi informasi yang belum anak tanyakan.

Memberi jawaban yang mudah dipahami bukan berarti dengan jawaban-jawaban bohong atau bahasa kiasan. Jawaban yang diberikan tetap merujuk pada keilmuan, hanya saja dengan bahasa anak-anak.

Baca Juga: Profil dan Biodata Danar Widianto, Anak Senja Finalis X Factor yang Viral di Twitter

3. Menjelaskan dengan cara dialog

Seringkali, anak bertanya tentang seks secara tiba-tiba, saat orang tua belum mempersiapkan jawaban yang tepat. Jika anak bertanya tentang seks secara tiba-tiba, jangan dimarahi, sebaliknya jawab dengan lembut. Cari tahu anak mendapat informasi seks dari mana dan sejauh apa.

Cara dialog, orang tua dapat memperbaiki kesalah informasi yang diterima. Cara dialog juga bisa memperlambat percakapan, memberi waktu orang tua untuk berpikir, dan mencari jawaban yang tepat dan mudah dipahami anak.

4. Tetap tenang untuk pertanyaan tiba-tiba

Kadang juga, anak bertanya materi seks secara tiba-tiba disembarang tempat. Seperti di antrian supermarket, antrian bank, ataupun tempat umum lainnya. Orang tua harus tetap tenang.

Satu hal yang positif adalah, anak sudah mulai inisiatif untu bertanya, hanya tempatnya saja yang tidak tepat. Menyiasatinya, orang tua dapat mengatakan, “Pertanyaan yang bagus. Kita bicarakan itu di mobil”.

Beri penjelasan kepada anak, bahwa pertanya-pertanyaan pendidikan seksual tidak bisa dibicarakan di tempat umum dan dengan suara yang keras. Ajarkan juga kepada anak bahwa seksual adalah hal yang privasi.

5. Orang tua harus perbanyak referensi

Orang tua adalah sumber utama dalam pendidikan seks. Oleh karena itu, orang tua harus banyak membaca buku tentang pendidikan seks untuk anak. Saat ini ada buku-buku bermateri seks, gender, dan reproduksi yang sesuai tingkat usia anak.

6. Tidak ada salahnya untuk memulai duluan

Beberapa anak cenderung malu dan tidak banyak tanya tentang materi seks. Jika anak sudah besar dan belum pernah bertanya tentang seks, tidak ada salahnya orang tua untuk memulai terlebih dahulu. Jangan terlalu lama menunggu. Mulai percakapan dengan menanyakan kepada anak apa yang diketahui dengan seksual, dan tanyakan sejauh mana materi tersebut diajarkan di sekolah.

Inisiatif untuk memulai, bukan berarti menjadi agresif. Orang tua jangan memaksakan jika anak ada penolakan. Mulai inisiatif dengan perlahan agar anak merasa nyaman dan terbuka.

7. Ingat, pendidikan seks adalah proses yang berkelanjutan

Anak-anak akan membutuhkan pengulangan untuk beberapa materi seksual. Seiring bertambahnya usia, cakupan materi juga harus ditambah. Pendidikan seks usia dini adalah proses berkelanjutan, jadi teruslah mengajarkannya kepada anak.

Itulah strategi memberikan pendidikan seks usia dini kepada anak. Harapannya orang tua dapat memberikan arahan yang tepat untuk anak.***

Editor: Sonia Okky Astiti

Tags

Terkini

Terpopuler