Kapan Bisa Puasa Ayyamul Bidh? Ini Bacaan Niatnya, Lengkap Latin dan Artinya

12 Agustus 2022, 11:45 WIB
 Puasa ayyamul bidh/Tangkapan layar YouTube Doa dan dzikir /

Media Magelang - Ayyamul Bidh secara bahasa artinya adalah hari-hari cerah. Tetapi arti sebenarnya adalah hari yang malam sebelumnya cerah tersinari oleh bulan.

Yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dengan hitungan kalender Hijriah. Artinya dilaksanakan pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan (Kalender Hijriah).

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang sangat dianjurkan. Bahkan dalam sebuah hadis dikatakan jika Rasulullah mewasiatkan agar tidak meninggalkan puasa tersebut.

Hal tersebut berdasarkan dalil dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,

"Rasullullah SAW mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: (1) berpuasa tiga hari setiap bulannya, (2) mengerjakan salat Dhuha, (3) mengerjakan salat witir sebelum tidur".

Baca Juga: Doa Buka Puasa Tasua dan Asyura Untuk 9-10 Muharram Lengkap dengan Bahasa Arab dan Latin

Keutamaan puasa Ayyamul Bidh sangat besar. Orang yang berpuasa Ayyamul Bidl juga sekaligus mendapatkan kesunnahan berpuasa tiga hari tiap bulan.

Sementara puasa tiga hari tiap bulan itu seperti puasa sepanjang tahun. Demikian pendapat Imam as-Subki dan ulama lainnya. Berkaitan hal ini diriwayatkan:

Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Dzar ra, sungguh Nabi saw bersabda: ‘Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun.

Kemudian Allah menurunkan ayat dalam kitabnya yang mulai karena membenarkan hal tersebut: ‘Siapa saja yang datang dengan kebaikan maka baginya pahala 10 kali lipatnya’ [QS al-An’am: 160]. Satu hari sama dengan 10 hari’.”

(HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi.Ia berkata: “Hadits ini hasan.” Ibnu Majah juga menilanya sebagai hadits shahih dari jalur riwayat Abu Hurairah ra). (Abu Bakar Ibnus Sayyid Muhamamd Syatha ad-Dimyathi, I’ânatut Thâlibîn, [Beirut, Dârul Fikr], juz II, halaman 269; dan Ibnul Mulaqqin, Tuhfatul Muhtâj ilâ Adillatil Manhâj, [Makkah, Dâru Harrâ’: 1406 H], juz II, h. 109-110).

Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh

Puasa sunnah ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, niat di hati. Niat puasa Ayyamul Bidl, demikian juga puasa sunnah lainnya seperti puasa Senin-Kamis, puasa Arafah, dan semisalnya, dapat dilakukan dengan niat puasa mutlak, seperti: “Saya niat puasa.” Namun yang lebih baik adalah niat secara khusus sebagaimana berikut:

Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’âlâ.” Selain niat di dalam hati juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan.

Niat puasa Ayyamul Bidh dapat dilakukan sejak malam hari hingga siangnya sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh. (Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, halaman 223).

Kedua, makan sahur. Lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.

Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.

Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa. Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan” (HR an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-‘Iraqi, al-Mughni ‘an Hamil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, h. 186).

Kelima, segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib. (Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi, [Semarang, Thoha Putra], juz I, h. 292-294).***

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: NU

Tags

Terkini

Terpopuler