Jelajahi Sejarah Jakarta dengan Berkunjung ke Museum Fatahillah

- 26 Juli 2022, 19:46 WIB
Museum Sejarah Jakarta, di Kota Tua yang juga lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah
Museum Sejarah Jakarta, di Kota Tua yang juga lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah /Nur Aliem Halvaima/Foto dok : Suprihardjo / PosJakut

Media Magelang - Anda dapat menjelajahi sejarah Jakarta dengan berkunjung ke Museum Fatahillah di area Kota Tua, Jakarta Barat.

Jakarta adalah Ibu Kota Republik Indonesia dan kota terbesar di Indonesia. Sebelum menjadi Ibu kota yang besar seperti sekarang, Jakarta memiliki jejak sejarah yang panjang.

Jejak-jejak masa lampaunya masih dapat dinikmati bahkan ditelusuri dengan berkunjung ke museum Fatahillah.

Museum Fatahillah sendiri adalah saksi bisu sejarah panjang kota Jakarta dari zaman pra sejarah hingga masa kini.

Baca Juga: Cocok untuk Wisata Sejarah, Inilah 6 Museum di Magelang yang Bisa Dikunjungi

Museum Fatahillah terletak Kawasan Kota Tua, Jalan Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Jakarta Barat atau tepatnya di tengah kawasan Kota Tua.

Di museum fatahillah menyuguhkan peninggalan sejarah kota Jakarta dari zaman ke zaman hingga kemenangan kota Batavia nama Jakarta dahulu.

Peninggalan pada masa lampau yang ada di museum fatahillah merupakan saksi bisu kehidupan masyarakat tempo dulu.

Di masa lalu, Museum Fatahillah digunakan sebagai Balai kota yang diresmikan oleh Gubernur Gubernur Jenderal Hindia Belanda Abraham Van Riebeeck pada 1710 untuk Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) di Jakarta, yang saat itu bernama Batavia.

Baca Juga: Ingin Berwisata Sejarah? Berikut 6 Museum di Magelang yang Patut Dikunjungi

Bangunan tersebut didirikan 1620 dan memiliki banyak fungsi dari urusan hukum hingga perpajakan.

Pada tahun 1710 gedung museum fatahillah saat itu tidak hanya digunakan untuk urusan administrasi tetapi digunakan sebagai tempat lokasi pusat berdoa, pengadilan, penjara bahkan tempat eksekusi tahanan.

Pada tahun 1919 warga kota khususnya warga Belanda tertarik dengan sejarah kota Batavia kemudian pada tahun 1930 terbentuklah sebuah organisasi yang bernama Yayasan Oud Batavia.

Yayasan Oud Batavia bertujuan untuk mengumpulkan benda-benda bersejarah di kota itu dan akhirnya di buka untuk umum pada tahun 1939.

Di masa kemerdekaan, museum Oud Batavia berubah nama menjadi museum Djakarta Lama dinaungi LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia).

Pada tahun 1974 tanggal 30 Maret berganti nama menjadi museum Sejarah Jakarta yang di resmikan oleh Gubernur DKI Jakarta yang bernama Ali Sadikin kala itu.

Di dalam museum banyak koleksi barang-barang antik dari zaman penjajahan Belanda di abad 17 hingga 19.

Namun, yang paling terkenal adalah penjara bawah tanah. Saat itu penjara bawah tanah digunakan untuk menahan para tokoh masyarakat yang melawan Belanda.

Berdasarkan penuturan pemandu museum, penjara bawah tanah pernah menahan Pangeran Diponegoro dan Cuk Nyak Dien.

Harga tiketnya untuk dewasa adalah Rp 5.000, sedangkan anak-anak Rp 2.000 dan untuk mahasiswa Rp 3.000 pembayarannya melalui JakLinko.

Kartu JakLingko sendiri dijual oleh pihak pengelola museum dengan harga Rp 35.000 di pintu masuk museum.***

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah