Jelang HUT RI ke-77 2022, Ini Contoh Puisi Bertema Kemerdekaan Karya Chairil Anwar

- 12 Agustus 2022, 07:40 WIB
4 Kumpulan Puisi Bertema Kemerdekaan Chairil Anwar yang Menyentuh Hati dan Penuh Perjuangan.
4 Kumpulan Puisi Bertema Kemerdekaan Chairil Anwar yang Menyentuh Hati dan Penuh Perjuangan. /YouTube Elang Malam

Media Magelang - Berikut ini adalah contoh kumpulan puisi dengan tema Kemerdekaan HUT RI yang ke-77 yang penuh makna dan mengenang jasa para pahlawan Indonesia.

Hari kemerdekaan Indonesia merupakan hari bersejarah, banyak perngorbanan keringat, darah, hingga air mata untuk mendapatkannya.

Puisi kemerdekaan berisi tentang semangat juang, rasa syukur, dan juga untuk mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan.

Jika membahas tentang puisi, hal ini tidak lepas dari salah satu penyair puisi Indonesia paling terkenal, yakni Chairil Anwar.

Baca Juga: Menulis Puisi Penuh Haru untuk Ridwan Kamil, JS. Khairen: Mohon Maaf Saya Tidak Ingin Diwawancara

Dilansir MediaMagelang.com dari berbagai sumber, berikut merupakan contoh puisi kemerdekaan karya Chairil Anwar.

1. Judul: Diponegoro

Diponegoro
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati.
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang

2. Judul: Karawang Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan

Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

3. Judul: Persetujuan Dengan Bung Karno

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh.***

Editor: Destri Ananda Prihatini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah