Pengamat Transportasi Kritik Harga Tiket Murah Pasca Insiden Sriwijaya Air SJ 182

- 11 Januari 2021, 15:25 WIB
Pesawat Sriwijaya Air (foto-dok-SriwijayaAir)
Pesawat Sriwijaya Air (foto-dok-SriwijayaAir) /

Tjoek mengatakan, bahwa dengan adanya kebijakan tiket murah tentunya akan memangkas faktor-faktor keamanan contohnya yang paling muda adalah pemeriksaan pesawat.

"Mungkin ada yang dikurangi, bisa jadi konsumen tidak tahu yang seperti ini. Jadi yang tau adalah maskapai penerbangan itu sendiri dan seharusnya Kementerian Perhubungan harus mengawasi, saya kira sudah diawasi tapi masi ada hal-hal yang lolos dari pengawasan," kata Tjoek.

Selanjutnya, dia juga mengkritik masalah pengisian bahan bakar pesawat. Pasalnya, banyak maskapai hanya sekali mengisi bahan bakar untuk sampai di bandara yang dituju saja, sehingga berpotensi mengalami masalah bila terjadi keadaan luar biasa.

Baca Juga: Turbin Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Hancur dan Hangus, Pencarian Black Box Dilanjutkan

"Jadi tidak ada persediaan cadangan untuk menunggu di udara atau pergi ke Bandara lain jika tidak memungkinkan mendarat ke Bandara tujuan. Jadi bahan bakar jadi biaya sangat mahal komponen buat pesawat terbang," kata Tjoek.

Ia pun melayangkan kritikan kepada LCC, dengan aturan yang dibuatnya sehingga maskapai tidak di wajibkan untuk memilih pesawat sendiri, melainkan menyewa pesawat.

"Jadi LCC ini membuat maskapai menghemat segalanya, jadi pesawat tidak beli yang baru, tetapi menyewa pesawat sudah lama dan sudah tua lagi," tandasnya.

Dilansir dari berbagai sumber, pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu sudah berusia 26 tahun. Namun, hal tersebut tidak berpengaruh karena pihak maskapai melakukan perawatan dengan baik.***

 

Halaman:

Editor: Permadi Suntama

Sumber: Suara Halmahera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x