Jelang Puncak Musim Hujan LIPI Himbau Waspadai Bencana Hidrometeorologi

- 19 Januari 2021, 20:51 WIB
LIPI himbau masyarakat mewaspadai potensi bahaya hidrometeorologi.
LIPI himbau masyarakat mewaspadai potensi bahaya hidrometeorologi. //pmjnews/fajar mardiansyah

Media Magelang - Ditengah bencana yang marak belakangan ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghimbau masyarakat untuk menambah kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi.

LIPI mengeluarkan himbauan ini mengingat meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di tengah puncak musim hujan.

"Selama musim hujan ini belum berakhir potensi terjadi bencana hidrometeorologi masih ada, terutama kondisi tanah sekarang sudah jenuh akibat terisi hujan sebelumnya,"  kata peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI Iwan Ridwansyah kepada ANTARA, di Jakarta, Selasa 19 Januari 2021.

Baca Juga: Live Streaming Borussia Monchengladbach vs Werder Bremen di Mola TV

Puncak Musim Hujan Diperkirakan Bulan Januari Hingga Februari

Pada daerah berpotensi banjir apabila terjadi hujan yang deras tidak bisa meresapkan lagi dan ditambah kapasitas tampungan sungai sudah terpenuhi sehingga air makin tergenang.

Iwan menuturkan Indonesia akan mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari sehingga perlu lebih waspada terhadap bencana hidrometeorologi.

Menurut Iwan, pada wilayah yang berpotensi longsor terutama permukiman pada wilayah yang mempunyai kemiringan tinggi, bencana hidrometeorologi perlu diwaspadai.

Baca Juga: Akibat Erupsi Merapi Selasa Dini Hari Boyolali Diguyur Hujan Abu Selama Tiga Jam

Dia menuturkan masyarakat pada wilayah-wilayah tersebut pada saat ini tentunya harus selalu waspada dengan memperhatikan himbauan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Selanjutnya, bila wilayah-wilayah berpotensi longsor tersebut masih hujan deras atau ekstrem dihimbau untuk mengungsi pada lokasi-lokasi aman yang sudah ditetapkan oleh BPBD.

Iwan mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan bencana banjir dan longsor, diantaranya hujan ekstrim, alih fungsi lahan, pengurangan kapasitas saluran atau sungai dan ulah manusia sendiri.

Baca Juga: BPPTKG: Gunung Merapi Sudah Alami Erupsi Efusif Sejak 4 Januari 2021

Masyarakat Perlu Menyadari Potensi Bencana Hidroklimatologi 

Selain bencana hidrometeorologi, bencana hidroklimatologi juga berpotensi mengakibatkan banjir bandang dan cuaca buruk lainnya.

Untuk mengurangi dampak bencana di masa depan, perencanaan tata ruang kabupaten dan atau kota yang berada pada potensi bencana tinggi harus didesain ulang berdasarkan analisis ilmiah berbasis kebencanaan.

Wilayah Indonesia memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi dan beragam, seperti letusan gunung api, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.

Baca Juga: Live Streaming Bayer Leverkusen vs Borussia Dortmund di Mola TV

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 136 bencana alam terjadi di Indonesia sepanjang 1-16 Januari 2021.

Hingga saat ini, bencana yang paling banyak terjadi yaitu banjir dengan 95 kejadian dan tanah longsor 25 kejadian puting beliung 12 kejadian, gempa bumi dua kejadian.

Dari sekian banyak bencana alam itu, sudah merenggut 80 korban jiwa dan 858 orang luka-luka.

Baca Juga: Wajib disimpan! Ini Link Nonton Serial Netflix Gratis Sepuasnya Dijamin Legal

Oleh karena itu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merasa perlu mengeluarkan himbauan masyarakat untuk menambah kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi dan bencana lain yang memiliki potensi di daerah mereka.***

Editor: Puspasari Setyaningrum

Sumber: ANTARANEWS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah