Media Magelang – Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof. Zubairi Djoerban menyampaikan bahwa virus Covid-19 varian B117 memiliki kemungkinan lebih tinggi membuat meninggal orang yang terinfeksi virus ini.
Hal itu bukan sekadar pendapat, Prof. Zubairi Djoerban menyampaikan bahayanya Covid-19 varian B117 ini berdasarkan update terbaru dari studi terkait virus yang awalnya bernama VOC N501Y.V1 itu.
Zubairi Djoerban menyampaikan update studi virus Covid-19 varian B117 itu melalui unggahan di akun Twitter pribadinya pada Jumat, 19 Maret 2021 @ProfesorZubairi, yang kemudian dikutip Media Magelang.
Baca Juga: Jawa Tengah Terima 38 Unit GeNose C19 Dari UGM, Ganjar Pranowo: Terimakasih
Baca Juga: Banyak Dikritik, Mendag Muhammad Lutfi Menjamin Tak Ada Impor Beras Saat Panen Raya Tiba
Baca Juga: Mini Serial MCU The Falcon and The Winter Soldier Rilis, Karakter Torres Jadi Sorotan
“UPDATE: Saya ingin menyampaikan tentang varian B117 yang awalnya dinamakan VOC N501Y.V1 ini. Studi terbaru menyatakan orang yang terinfeksi varian ini didapati 64% lebih mungkin meninggal ketimbang orang yang terinfeksi dengan varian yang beredar sebelumnya,” tulis Zubairi Djoerban.
UPDATE:
Saya ingin menyampaikan tentang varian B.1.1.7 yang awalnya dinamakan VOC N501Y.V1 ini.
Studi terbaru menyatakan orang yang terinfeksi varian ini didapati 64% lebih mungkin meninggal ketimbang orang yang terinfeksi dengan varian yang beredar sebelumnya.
.....— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) March 19, 2021
Zubairi Djoerban juga menambahkan alasan mengapa virus Covid-19 varian B117 ini bisa memiliki kemungkina untuk membuat orang yang terinfeksi meninggal dunia lebih tinggi daripada virus Covid-19 lainnya.
“Kemunculan varian ini berbarengan dengan tingginya okupansi di rumah sakit-rumah sakit dan diketahui meningkatkan angka kematian,” tambah Zubairi Djoerban dalam utas yang ia buat di akun Twitter pribadinya.