Masih menurut Brian Lichty, dalam tubuh manusia terdapat semacam “mesin penerjemah” yang mampu membaca kode genetik dari mRNA saat mengikat sel-sel darah dalam tubuh, sehingga menghasilkan protein tertentu.
Baca Juga: Kebakaran Kilang Pertamina Balongan Indramayu, 5 Orang Luka Berat dan Ratusan Warga Mengungsi
Brian Lichty menambahkan, bahwa vaksin berbasis mRNA adalah mRNA itu sendiri yang telah disintesis, dan mRNA yang telah diproduksi, tidak berpeluang menciptakan kesalahan transkripsi.
Oleh sebab itu, kesalahan ada pada transkripsinya, bukan pada mRNA yang disebut sebagai penyebab kanker.
Dengan demikian, pernyataan yang menyebutkan vaksin Covid-19 yang berbasis mRNA merupakan penyebab kanker adalah hoaks, atau tidak benar, dan diharapkan agar kita tidak menelan mentah-mentah setiap tulisan yang beredar, tapi ada baiknya diteliti dulu kebenarannya dari sumber lain.***