Menurut Terawan, Vaksin Nusantara ini diproduksi berbasis sel dendritik.
Proses produksi Vaksin Nusantara ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, dengan menggandeng PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bekerja sama AIVITA Biomedical Inc asal California, Amerika Serikat.
Menanggapi gagasan Terawan soal Vaksin Nusantara yang diproduksi berbasis sel dendritik tersebut, BPOM meminta pihak produsen menyerahkan protokol untuk uji klinis secara bertahap dari fase I, fase II, dan fase III.
Baca Juga: Jadwal Imsak Makassar Sepanjang Ramadhan 2021, Unduh di bimasislam.kemenag.go.id
Baca Juga: Dibuka untuk Lulusan SMA SMK Sederajat, Inilah Daftar Formasi Seleksi CPNS 2021
Baca Juga: Jangan Sampai Tidak Tahu, Inilah 5 Adab Menjalani Puasa Ramadhan
Setelah melalui uji inspeksi oleh BPOM, ditetapkan bahwa Vaksin Nusantara bermasalah.
Selanjutnya, BPOM belum memberikan izin untuk uji klinis fase II Vaksin Nusantara.
Ditolaknya izin uji klinis fase II Vaksin Nusantara oleh BPOM tersebut rupanya tidak dihiraukan oleh pihak produsen.
Ditambah ada sejumlah anggota DPR yang berminat menjadi relawan uji klinis fase II Vaksin Nusantara.