Jelang Hari Ibu 22 Desember 2021, Ini Dia Sejarah Hari Ibu di Indonesia

- 21 Desember 2021, 09:55 WIB
Ini sejarah Hari Ibu yang diperingati setiap tahunnya.
Ini sejarah Hari Ibu yang diperingati setiap tahunnya. /Pixabay/Satya Tiwari

Media Magelang – Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya.

Hari Ibu telah menjadi hari perayaan nasional di Indonesia.

Berbeda dengan sebagian besar negara-negara di dunia yang merayakan Hari Ibu pada hari Minggu kedua di bulan Mei, Indonesia memilih tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Baca Juga: 30 Link Twibbon Hari Ibu Nasional Lengkap Cara Pasang di HP, Diperingati 22 Desember 2021

Pemilihan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu di Indonesia memiliki sejarah tersendiri.

Sejarah peringatan Hari Ibu di Indonesia berawal dari hampir 100 tahun yang lalu, yaitu pada tahun 1928.

Tahun 1928 dikenal sebagai tahun terjadinya Kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Namun, pada tahun tersebut juga diadakan Kongres Perempuan Indonesia.

Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22-25 Desember 1928 menjadi awal mula sejarah Hari Ibu.

Kongres Perempuan Indonesia tersebut dilaksanakan di sebuah gedung yang bernama Dalem Jayadipura di Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta.

Baca Juga: Hari Ibu Nasional 22 Desember 2021, Begini Sejarah Tentang Perjuangan Perempuan Indonesia

Gedung Dalem Jayadipuran saat ini digunakan sebagai kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Tujuan diadakannya Kongres Perempuan Indonesia adalah memperjuangkan hak-hak perempuan dan mempersatukan cita-cita dan usaha untuk memajukan perempuan Indonesia.

Selain itu, menggabungkan berbagai organisasi-organisasi perempuan Indonesia juga menjadi tujuan dari diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia.

Terdapat 30 organisasi perempuan yang tersebar di 12 kota di Pulau Jawa dan Sumatra yang mengikuti Kongres Perempuan Indonesia.

Beberapa tokoh besar yang terlibat dalam Kongres Perempuan Indonesia di antaranya adalah Siti Munjiah, Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito, R.A. Sukonto, Sunaryati Sukemi, Nyi Hadjar Dewantara, Nyonya Sujatin Kartowijono, dan lainnya.

Salah satu hasil dari Kongres Perempuan Indonesia adalah dibentuknya suatu organisasi federasi bernama Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia atau PPPI.

Tujuan dibentuknya PPPI adalah untuk menjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.

PPPI berganti nama menjadi PPII (Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia) pada tahun 1929.

Enam tahun kemudian atau tepatnya pada 20-24 Juli 1935, Kongres Perempuan Indonesia Kedua diadakan di Jakarta.

Melalui Kongres Perempuan Indonesia Kedua tersebut, dibentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia dan ditetapkan fungsi utama perempuan Indonesia sebagai Ibu Negara.

Ibu Negara memiliki kewajiban untuk mendidik generasi baru dan menumbuhkan rasa sadar akan rasa kebangsaannya.

Kongres Perempuan Indonesia Ketiga diadakan pada 23-27 Juli 1938 di Kota Bandung.

Hasil kongres tersebut menyatakan bahwa hari lahir PPPI pada 22 Desember 1928 ditetapkan sebagai Hari Ibu.

Barulah pada tahun 1959, tanggal 22 Desember secara resmi ditetapkan sebagai peringatan Hari Ibu di Indonesia.

Presiden Soekarno mengukuhkan peringatan Hari Ibu melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur pada tanggal 16 Desember 1959.

Dengan demikian, Hari Ibu resmi diperingati setiap tahunnya pada tanggal 22 Desember.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu tersebut tepat pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia.

Jika dahulu Hari Ibu diperingati dengan merayakan semangat wanita Indonesia untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, kini maknanya sudah mengalami perubahan.

Hari Ibu kini diperingati sebagai hari untuk menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang kepada kaum ibu.

Namun, menghargai jasa-jasa perempuan selain ibu atau secara menyeluruh sebagai warga negara, abdi Tuhan Yang Maha Esa, dan pejuang dalam merebut, menegakkan, serta mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional juga sangat penting untuk diingat.

Persatuan dan kesatuan perjuangan kaum perempuan dalam kebangkitan perjuangan bangsa juga patut diingat dan diperingati pada Hari Ibu.

Dengan diperingati Hari Ibu setiap tahunnya, api semangat juang senantiasa terjaga untuk mempertebal tekad dalam melanjutkan perjuangan nasional agar terciptanya masyarakat yang adil dan makmur.***

Editor: Sonia Okky Astiti

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x