Menkes: Omicron BA.4 dan BA.5 Terkonfirmasi Masuk Indonesia

- 14 Juni 2022, 17:03 WIB
Menkes: Omicron BA.4 dan BA.5 Terkonfirmasi Masuk Indonesia
Menkes: Omicron BA.4 dan BA.5 Terkonfirmasi Masuk Indonesia /Pixabay/Geralt/

Media Magelang - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengkonfirmasi kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

Menkes Budi Sadikin mengkonfirmasi kasus Omicron BA.4 dan BA.5 setelah mendeteksi 8 kasus positif Covid-19 sub varian Omicron.
 
3 kasus yang terdeteksi Omicron BA.4 dan BA.5, kabarnya datang dari kedatangan turis luar negeri seperti, Mautitus, Amerika Serikat dan Brasil.
 
Orang luar negeri yang positif Omicron BA.4 dan BA.5 saat itu, karena sedang menghadiri acara Global Platform for Disaster Risk Reduction pada tanggal 23-28 Mei 2022 di Bali.
 
 
“Sudah ada 8 kasus di Indonesia, 3 di antaranya imported case," seru Budi dalam konferensi pers di Kantor Presiden.
 
"Kedatangan luar negeri dari Mauritus, Amerika Serikat, dan Brasil yang datang pada saat acara Global Platform for Disaster Risk Reduction tanggal 23-28 Mei 2022 di Bali,” lanjutnya.
 
Selanjutnya Menkes mengkonfirmasi ada lima kasus lainnya yang datang dari transmisi lokal. 
 
Empat kasus transmisi lokal tersebut terdeteksi di Jakarta, dan satu kasus lainnya terdeteksi di Bali, yang merupakan tenaga medis yang datang dari Jakarta.
 
 
"Jadi memang transmisi lokal ini sudah terjadi di Jakarta," kata Budi.
 
Menkes juga menambahkan dari delapan orang yang tertular BA.4 dan BA.5, hanya satu orang yang bergejala sedang atau belum mendapat suntikan vaksin dosis ketiga atau booster.
 
Sedangkan, tujuh orang terinfeksi lainnya sudah mendapat booster dan mengalami infeksi dengan gejala ringan dan tanpa gejala.
 
Pemerintah melalui pernyataan Menkes Budi Sadikin, menghimbau masyarakat agar dapat lebih mudah untuk mengakses layanan vaksin booster.
 
“Jadi pemerintah sangat mendorong masyarakat untuk vaksinasi lengkap dan vaksinasi booster, serta tetap jalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah,” tandasnya.
 
Lebih lanjut, Budi menjelaskan tentang beberapa negara di dunia sedang mengalami kenaikan kasus COVID-1.
 
Penyebab adalah subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
 
"Kami juga amati khususnya di Afrika Selatan, di mana varian BA.4 dan BA.5 ini," terang Budi.
 
"Sub varian virus ini pertama kali teridentifikasi, dan hasil pengamatan kami puncak dari penularan BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron," tutur Budi.
 
"Kasus hospitalisasinya juga sepertiga dari kasus Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematiannya sepersepuluh dari Delta dan Omicron," jelas Budi.
 
Dua keturunan baru varian virus corona Omicron, kabarnya mampu menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya dengan cukup baik.
 
Sehingga sub varian baru inibisa memicu gelombang baru, demikian temuan ilmuwan di Afrika Selatan.
 
Namun demikian, kedua subvarian itu kurang mampu berkembang dalam darah orang yang telah menerima vaksin COVID-19.
 
Para ilmuwan dari berbagai institusi di Afrika Selatan, menguji subvarian BA.4 dan BA.5 Omicron. 
 
Oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dimasukkan ke dalam daftar pengawasan bulan lalu.
 
Mereka mengambil sampel darah dari 39 peserta studi, yang sebelumnya terinfeksi Omicron ketika varian itu pertama kali muncul akhir tahun lalu.
 
Dari ke-39 orang itu, 15 di antaranya telah divaksinasi dan delapan dengan vaksin Pfizer, tujuh dengan J&J lalu 24 orang lainnya belum menerima vaksin.
 
"Kelompok tervaksinasi menunjukkan kapasitas penetralisasi sekitar lima kali lebih tinggi… dan seharusnya jauh lebih terlindungi," demikian menurut studi yang laporan pra-cetaknya dirilis akhir pekan ini.
 
Pada sampel yang belum divaksin, ada penurunan hampir delapan kali produksi antibodi ketika terpapar BA.4 dan BA.5.
 
Jika dibandingkan dengan varian Omicron asli BA.1, darah dari kelompok tervaksinasi menunjukkan penurunan tiga kali lipat.
 
Afrika Selatan kemungkinan akan memasuki gelombang kelima COVID lebih awal dari perkiraan, kata pejabat dan ilmuwan pada Jumat.
 
Mereka menyalahkan kondisi itu pada kenaikan infeksi berkelanjutan, yang nampaknya dipicu oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
 
Baru sekitar 30 persen penduduk, dari Afrika Selatan yang berjumlah 60 juta orang telah menerima vaksinasi penuh.
 
"Berdasarkan (kemampuan untuk) menghindari netralisasi, BA.4 dan BA.5 berpotensi menyebabkan gelombang infeksi baru," kata studi tersebut.
 
Masyarakat dihimbau untuk patuh terhadap protokol kesehatan yang berlaku sendiri.
 
Demikian informasi mengenai Omicron BA.4 dan BA.5.***

Editor: Sonia Okky Astiti

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah