Beli Pertalite Pakai MyPertamina, Sebuah Siasat Agar Beralih ke Pertamax

- 2 Juli 2022, 18:58 WIB
Beli Pertalite Pakai MyPertamina, Sebuah Siasat Agar Beralih ke Pertamax
Beli Pertalite Pakai MyPertamina, Sebuah Siasat Agar Beralih ke Pertamax /PRMN

Media Magelang - Per 1 Juli 2022 kemarin, PT Pertamina resmi menguji coba pembelian BBM jenis Solar dan Pertalite menggunakan aplikasi MyPertamina di 11 Kota di 5 Provinsi Indonesia. 

Harapannya pemberian BBM subsidi berjenis Solar dan Pertalite didapatkan sesuai dengan golongan yang berhak.
 
Pendaftaran kendaraan melalui aplikasi MyPertamina dinilai masyarakat masih belum siap lantaran hari ini aplikasi sulit diakses.
 
Terkait hal tersebut, Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengakui bahwa aplikasi masih butuh banyak fitur di MyPertamina yang perlu dikembangkan lagi.
 
 
Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa aplikasi yang error disebabkan oleh banyaknya pengguna yang mendaftar.
 
Akibatnya, aplikasi MyPertamina mendapat rating rendah di Google Playstore. Pada 1 Juli 2022 aplikasi MyPertamina sudah didownload lebih dari 5 juta orang dan mendapat rating buruk yaitu 1,3.
 
Berdasarkan pantauan Media Magelang di akun Instagram @mypertamina, banyak masyarakat yang memberikan reaksi yang kurang baik karena sistemnya yang masih belum siap.
 
 
Aplikasi MyPertamina dinilai kurang responsive, banyak masyarakat yang mengeluh aplikasi tersebut selalu error saat akan mendaftar.
 
Tidak hanya pemakaian aplikasi MyPertamina, namun belakangan ada informasi baru yang mengatakan pendaftaran kendaraan tidak perlu mendownload aplikasi, cukup menggunakan website dan pembayaran bisa dilakukan secara cash.
 
Berikut reaksi yang diungkapkan oleh sejumlah masyarakat yang mengeluhkan aplikasi MyPertamina tersebut.
 
“Kalau Org Yg gak Mampu Beli Smartphone Gimana? Dipikir lagi Kebijakan aneh Ini, Terapkan Saja, Mobil Jenis Apa yg Gak Boleh, Jangan Main Suruh Download Aplikasi” tulis akun @m****
 
“Ini gimana cerita nya sih? Udh download malah disuruh pake link. bayar nya gak bisa cash gitu ?” tulis akun @i****
 
“Tolong diperjelas min ,kendaraan roda 4 yang pake CC berapa? Kok penjelasannya kayak gk spesifik gitu min? Terus nama stnk sama ktp gk sama gimana? Ya kaya beli second kendaraan itu,tolong dijelaskan supaya masyarakat jelas gitu” tulis akun @d*****
 
Sementara itu, melalui google playstore ada lebih dari 184.000 ulasan yang memberikan rating 1 pada aplikasi MyPertamina tersebut.
 
“Aplikasinya jelek banget, mau daftar aja eror2 mulu” tulis @k****
 
“kenapa setelah sudah daftar, data terdaftar appnya ga bisa dipakai?” tulis @a****
 
Uji coba hari pertama mengalami banyak kendala dan menimbulkan kegaduhan, di sosial media bagi masyarakat.
 
Sebuah hal sederhana yang sudah seharusnya dijamin Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) selaku pembuat kebijakan, agar tidak terjadi kegaduhan di tengah masyarakat akibat kebijakan yang baru ditetapkan ini.
 
Jika kebijakan rumit mengenai pembelian BBM jenis Pertalite yang harus pakai MyPertamina adalah sebuah siasat agar konsumen beralih ke Pertamax, maka tujuan itu akan segera tercapai.
 
Pasalnya, bagi konsumen yang enggan ribet dengan proses pembelian Pertalite bisa langsung saja membeli BBM jenis Pertamax, yang pembeliannya tidak perlu menggunakan MyPertamina.
 
Menjadi masuk akal jika ini hanya sebuah siasat yang dipersiapkan, sebab harga minyak bumi dunia yang mengalami kenaikan akibat peperangan Rusia dan Ukraina.
 
Belum lagi beberapa negara memang sedang berusaha melakukan masa transisi untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, termasuk Indonesia.
 
Dengan menekan beberapa subsidi untuk masyarakat agar tujuan besar untuk memulihkan ekonomi, adalah salah satu jalan yang terbaik menurut mereka.
 
Salah satu yang ditekan adalah BBM jenis Pertalite dan Solar, Pertamina dan Pemerintah memang masih menekan harga BBM meski per 1 April 2022 kemarin harganya mengalami kenaikan.
 
Kenaikan harga BBM disinyalir hanya membantu meringankan sedikit APBN yang dikeluarkan negara, untuk belanja Minyak Bumi.
 
Menjadi masuk akal, jika Pemerintah kita memang benar melakukan siasat ini.
 
Membuat birokraksi yang semerawut, masyarakat terpaksa tidak lagi memiliki pilihan dan akhirnya beralih ke BBM jenis Pertamax yang harga per liternya sekarang mencapai Rp12,500.
 
Jika alasan mengurangi subsidi memang untuk membantu memulihkan ekonomi pasca pandemi Covid-19, rasa-rasanya masih masuk akal. Namun, apakah benar demikian?
 
Benarkah kebijakan ini berpihak pada rakyat? Patut ditunggu pembuktiannya.
 
Namun jika ini adalah sebuah inovasi guna memberantas mafia-mafia yang hanya memperkaya dirinya sendiri, maka kebijakan ini patut didukung dengan satu syarat.
 
Yaitu memang sudah dipersiapkan dengan matang sebelum akhirnya diluncurkan ke tengah-tengah publik agar tidak terjadi kegaduhan di antara masyarakat.
 
Demikian informasi terkait down-nya server MyPertamina pada hari pertama uji coba pembelian BBM menggunakan MyPertamina.***
 

Editor: Sonia Okky Astiti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x