Indonesia Berikan Tambahan Waktu Produsen Mobil untuk Penuhi Syarat Kredit Kendaraan Listrik dalam Investasi

- 27 Agustus 2023, 08:30 WIB
Ilustrasi mobil listrik Wuling di GIIAS 2023.
Ilustrasi mobil listrik Wuling di GIIAS 2023. /Dok Wuling Motors/



Media Magelang - Pemerintah Indonesia telah mengumumkan bahwa mereka akan memberikan waktu tambahan dua tahun kepada produsen mobil untuk memenuhi syarat mendapatkan insentif kendaraan listrik di pasar mobil terbesar di Asia Tenggara. 

Keputusan ini diambil dalam rangka mendukung komitmen investasi dari merek Neta EV asal Tiongkok dan Mitsubishi Motors.

Pengumuman ini disampaikan dalam sebuah pameran otomotif di Jakarta, sejalan dengan upaya Indonesia untuk membangun industri kendaraan listrik sebagai alternatif terhadap dominasi China, yang merupakan produsen terbesar di dunia dalam industri ini.

Berdasarkan aturan investasi yang baru diumumkan, produsen mobil akan diminta untuk berkomitmen memproduksi minimal 40% konten kendaraan listrik di Indonesia pada tahun 2026 untuk memenuhi syarat mendapatkan insentif. 
 
 
Ini merupakan penundaan dua tahun dari target semula. Persyaratan ini juga bertujuan untuk mendorong produksi baterai lokal yang lebih intensif.

Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, menjelaskan bahwa "relaksasi persyaratan kandungan lokal bertujuan untuk menarik investasi." Dilansir Reuters.
 
Langkah ini diambil untuk mengundang minat lebih banyak investor dalam industri kendaraan listrik.

Indonesia merupakan pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara dan menjadi pusat produksi terbesar kedua setelah Thailand. 
 
Namun, produsen mobil seperti Toyota, Daihatsu, dan Honda, meskipun memberikan kontribusi dua pertiga dari penjualan mobil, masih tertinggal dalam beralih ke kendaraan listrik.

Dalam upayanya untuk mencapai target yang ambisius, pemerintah Indonesia merencanakan produksi sekitar 600.000 kendaraan listrik pada tahun 2030. 
 
Jumlah ini lebih dari 100 kali lipat dari penjualan kendaraan listrik di Indonesia pada paruh pertama tahun 2023.

Upaya untuk menarik investasi dalam industri kendaraan listrik juga tercermin dalam keputusan pemerintah Indonesia untuk mengurangi bea masuk dari 50% menjadi nol bagi produsen kendaraan listrik yang berencana berinvestasi di negara tersebut. 
 
Langkah ini ditujukan untuk menarik produsen kendaraan listrik Tiongkok dan potensial Tesla, yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia.

Agus menegaskan bahwa insentif akan diberikan kepada seluruh produsen mobil global, bukan hanya kepada beberapa merek tertentu. 
 
Sebagai contoh, Mitsubishi Motors telah berkomitmen untuk menginvestasikan sekitar $375 juta untuk memperluas produksinya di Indonesia, termasuk untuk mobil listrik Minicab-MiEV. 
 
Produksi kendaraan listrik ini dijadwalkan dimulai pada bulan Desember.

Selain itu, merek kendaraan listrik Neta, yang berasal dari Hozon New Energy Automobile di Tiongkok, juga telah memulai penerimaan pesanan untuk model Neta V EV dan berencana untuk memulai produksi lokal pada tahun 2024.

Hingga saat ini, hanya dua produsen mobil yang telah cukup mengalihkan produksinya ke Indonesia untuk memenuhi syarat mendapatkan insentif penuh, yaitu Wuling Motors dan Hyundai. 
 
Kedua produsen ini memiliki pabrik di luar Jakarta dan menjadi pemimpin dalam penjualan kendaraan listrik di pasar Indonesia.

Wuling Motors, sebagai contoh, menawarkan kendaraan listrik dengan harga terjangkau di pasaran. 
 
Para analis melihat bahwa ketersediaan dengan harga yang terjangkau merupakan salah satu tantangan utama dalam menggalakkan adopsi kendaraan listrik. 
 
Produsen kendaraan listrik asal Tiongkok ini berencana untuk merilis versi Air EV yang lebih terjangkau dengan harga sekitar $13.200.

Selain itu, Toyota juga berusaha memasuki pasar kendaraan listrik dengan memamerkan mobil hibrida yang diproduksi secara lokal dalam pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show di luar Jakarta. 
 
Meskipun Toyota berencana untuk mendirikan 200 stasiun pengisian daya di dealer, mereka belum membuat komitmen konkret untuk memproduksi kendaraan listrik secara lokal.

Hiroyuki Ueda, presiden Toyota-Astra Motor, perusahaan patungan antara Toyota dan Astra International, mengatakan bahwa mereka belum memiliki rencana yang jelas terkait hal ini.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x