Media Magelang - Sekitar 533 nomor telepon dan user ID pengguna Facebook dijual oleh hacker dengan memanfaatkan bot di aplikasi Telegram.
Transaksi ilegal data pengguna Facebook di Telegram oleh hacker ini diungkapkan oleh Chief Technical Officer perusahaan keamanan siber Hudson Rock, Alon Gal.
Gal mengatakan, hal yang dilakukan hacker di Telegram ini merupakan imbas dari kebocoran data Facebook pada Agustus 2019 silam.
Baca Juga: Hujan Abu Gunung Merapi Guyur Boyolali Pasca Kejadian Luncuran Awan Panas Rabu Pagi
Gal memaparkan, fitur bot yang dipakai hacker memungkinkan seseorang mengetahui user ID pengguna Facebook apabila mereka sudah mempunyai nomor telepon target.
In early 2020 a vulnerability that enabled seeing the phone number linked to every Facebook account was exploited, creating a database containing the information 533m users across all countries.
It was severely under-reported and today the database became much more worrisome 1/2 pic.twitter.com/ryQ5HuF1Cm— Alon Gal (Under the Breach) (@UnderTheBreach) January 14, 2021
Bot akan mencari nomor telepon pengguna Facebook apabila calon pembeli sudah memiliki user ID Facebook target.
Supaya bisa mengakses data-data ini, peminat diminta membeli satu kredit untuk setiap nomor telepon pengguna facebook yang ingin diakses.
Harga yang dipatok sang hacker adalah 20 dollar AS atau sekitar Rp282.000 untuk satu kredit. Sang hacker juga menawarkan pembelian dalam jumlah banyak sebesar 5.000 dollar AS (sekitar Rp 70,5 juta) untuk setiap 1.000 kredit.
Dikutip Media Magelang dari laman Motherboard, bot di Telegram ini diklaim sudah menjadi wadah jacker dalam menjual ratusan juta data pengguna yang tersebar di berbagai negara dan benua.
Kendati fitur ini dapat dimanfaatkan hacker dan meresahkan banyak orang terutama pengguna Facebook, belum diketahui secara pasti apakah bot yang dimaksud sudah dihapus oleh pihak Telegram.***