Takut Klaster Covid-19 Saat di Pengungsian, Warga Lereng Gunung Merapi Pilih Konsep ‘Sister Family'

12 Januari 2021, 08:00 WIB
Pengungsi di Desa Balerante, Kabupaten Klaten menganut konsep 'sister family' untuk hindari klaster Covid-19 di pengungsian erupsi GunungMerapi. /ANTARA/Aris Wasita/

Media Magelang – Sejumlah warga lereng Gunung Merapi memilih untuk mengungsi dengan konsep ‘sister family’ agar tak jadi klaster Covid-19 di pengungsian.

Warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi di wilayah Klaten, Jawa Tengah, memilih konsep ‘sister family’ untuk mengungsi. Hal ini lantaran takut akan adanya klaster baru Covid-19 di pengungsian.

Adapun ‘sister family’ adalah mengandalkan hubungan keluarga untuk mengungsi jika sewaktu-waktu Gunung Merapi mengalami erupsi besar. Dikhawatirkan, pengungsian akan menjadi klaster baru Covid-19 sehingga para warga pun memilih konsep tersebut.

Baca Juga: Hari Pertama PPKM, Ganjar Pranowo Minta Rumah Sakit di Jawa Tengah Segera Tambah Kamar ICU Covid-19

“Kami lebih pilih ‘sister family’, keluarga ke keluarga,” kata Sukiman, relawan Merapi yang tinggal di RT 27 Dukuh Bangan Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten, Senin 11 Januari 2021 dikutip ANTARA.

Dari 24 kepala keluarga yang ada di RT tersebut, ia mengatakan lebih dari separuhnya sudah tahu akan mengungsi di mana dengan mengandalkan konsep ‘sister family’ tersebut.

Menurut Sukiman, mengungsi dengan konsep tersebut sama dengan jika mengungsi di lokasi pengungsian yang sudah disediakan oleh pemerintah daerah yaitu boleh membawa hewan ternak.

Baca Juga: Guna Tangani Lonjakan Kasus Covid-19, Ganjar Pranowo Instruksikan Penambahan Kamar ICU RS di Jateng

“Kalau di tempat kami jumlah hewan ternak ada 148 ekor. Mereka bawa hewan ternak, itu sudah disepakati dari awal,” katanya.

Hingga saat ini, warga Desa Sidorejo belum mau berangkat ke pengungsian. Sukiman memaparkan, hal ini lantaran para warga takut bila akan terpapar Covid-19 saat di pengungsian.

“Warga lebih takut kalau mereka kena Covid-19 saat di pengungsian,” ujar Sukiman.

Baca Juga: Izin BPOM Keluar, Ganjar Pranowo Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Sinovac di Jawa Tengah

Meski demikian, warga tetap menyiapkan kendaraan evakuasi bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

Sementara itu, Sukiman juga menjelaskan bahwa pada malam hari sebagian warga yang merupakan kelompok rentan lebih memilih untuk mengungsi ke dukuh yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) II.

“Selain di malam hari, juga saat tiba-tiba puncak gunung tidak kelihatan,” jelas Sukiman.

Baca Juga: Perbarui Fitur Demi Kenyamanan Pengguna, Kini Google Meet Buat 3 Opsi Baru untuk Panggilan Video

Memilih konsep ‘sister family’ ini menjadi salah satu cara bagi warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi untuk menghindari terpapar Covid-19 saat berada di pengungsian nanti.***

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler