Ganjar Pranowo Ungkap Permainan Tradisional Cegah Siswa dari Paham Radikalisme

15 April 2021, 17:10 WIB
Ganjar Pranowo Ungkap Permainan Tradisional Cegah Siswa dari Paham Radikalisme /

Media Magelang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan permainan tradisional mampu mencegah para siswa dari paham radikalisme.

Ganjar Pranowo menyebut para siswa bisa mengambil nilai penting dari permainan tradisional tersebut seperti kerjasama, kepemimpinan, dan keterbukaan pikiran, sehingga bisa mencegah dari paham radikalisme yang kembali marak saat ini.

Dilansir Media Magelang dari Semarangku, manfaat permainan tradisional yang bisa mencegah siswa dari paham radikalisme itu diungkapkan Ganjar Pranowo dalam kegiatan Kemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila dalam rangka puncak peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK Provinsi Jawa Tengah ke 49 tahun 2021, secara daring dan luring, Rabu, 13 April 2021.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Puasa Ramadhan 2021 Khusus Wilayah Jambi dan Sekitarnya

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Ramadhan di Bali dan Sekitarnya Hari Ini, Kamis 15 April 2021

Baca Juga: Niat Puasa Ramadhan Harian dan Satu Bulan Penuh dalam Bahasa Arab, Latin, beserta Artinya

"Paling bagus sebenarnya (mencegah paham radikal) dengan seni dan budaya. Pelajar bisa menari, main ketoprak, wayang, dolanan. Itu mengakrabkan, berhubungan, terbuka, ada teamwork, leadership. Gobak sodor, ada (nilai) leadership," tutur Ganjar Pranowo.

Pada kegiatan yang bertajuk Penguatan Keluarga untuk Keluarga Berdaya Dalam Mencegah Radikalisme oleh Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah tersebut, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa siswa harus aktif pada kegiatan seni dan budaya.

Selain itu, Ganjar Pranowo juga menjelaskan pentingnya para siswa dibekali dengan kegiatan kemanusiaan seperti menjenguk teman yang sedang sakit, menolong tetangga yang tertimpa musibah, dan membantu teman yang dalam kesulitan.

Baca Juga: Tuntunan Sholat Tahajjud Lengkap: Niat, Tata Cara, hingga Doanya

Baca Juga: Jadwal Puasa Imsak dan Buka Puasa 15 April 2021 Bogor Berdasarkan Website Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Juga: Jadwal Puasa Imsak dan Buka Puasa 15 April 2021 Semarang dan Sekitarnya Berdasarkan Nahdlatul Ulama (NU)

Yang tidak kalah penting, sambung Ganjar Pranowo, para siswa harus diajari untuk lebih cerdas dan bijak dalam bermedia sosial.

Karena paham radikal banyak bermunculan dari media sosial, contohnya sering ditemui ujaran-ujaran yang mengandung makna negatif, dan membelokkan ajaran kebaikan dari para orang tua menjadi pernyataan-pernyataan yang salah kaprah.

Apabila mendapati hal-hal tersebut di media sosial, hendaknya para siswa lebih selektif dalam menanggapi dengan cara mengabaikannya saja.

Paham radikal yang sering bermunculan di media sosial biasanya berasal dari sekelompok orang tertentu yang merasa paling benar, dan menganggap apa pun juga siapa pun di sekitarnya salah.

Baca Juga: Gratis! Link Live Streaming Liverpool vs Real Madrid, Leg Kedua 8 Besar Liga Champions 2021

Baca Juga: Boleh Mudik Lebaran 2021 Asal Penuhi 2 Syarat Berikut

"Ciri radikal itu fanatik, menganggap diri benar, yang lain salah, intoleran, tidak mau menerima perbedaan dan keyakinan orang lain, revolusioner ingin ada perubahan secara drastis. Tidak jarang ada kekerasan, eksklusif atau memisahkan diri," ujar Ganjar Pranowo.

Pada saat yang bersamaan dalam satu acara tersebut, secara daring, Ganjar Pranowo menanyakan pada para siswa terkait bagaimana mereka bersikap apabila mereka mendapati perbedaan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Selanjutnya Ganjar Pranowo juga menanyakan, bendera apa yang seharusnya dikibarkan, dan para siswa itu menjawab bendera merah putih.

Berdasarkan jawaban para siswa tersebut, Ganjar Pranowo menuturkan upaya mencegah paham radikal adalah dengan langkah preventif.

Baca Juga: Pengguna Parabola Wajib Simak Daftar Frekuensi Stasiun TV Indonesia Sesuai Format Satelit Telkom 4

Baca Juga: Simak Disini! Jadwal Puasa Ramadhan 2021 Khusus Wilayah Semarang dan Sekitarnya

Langkah tersebut di antaranya dengan menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka dan toleransi serta waspada terhadap provokasi dan hasutan, membentuk komunitas yang positif dan berlandaskan perdamaian, serta menjalankan aktivitas keagamaan dengan toleransi.

Upaya mencegah paham radikal juga bisa secara kuratif, yaitu memberikan pemahaman tentang bahaya dan dampak radikalisme, memberikan pemahaman tentang ajaran agama yang benar, serta menguatkan nilai-nilai nasionalisme, toleransi dan perdamaian.

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Siti Atikoh Ganjar Pranowo, mengajak orang tua untuk lebih memperhatikan kegiatan anak-anaknya. 

Bahkan, ia juga menyarankan para orang tua untuk mendampingi anak-anaknya saat mengoperasikan gawai (gadget).

"Orang tua juga mendampingi saat anak memainkan gadget juga. Karena kita tidak tahu, anak kita browsing apa sejak pakai gadget. Supaya anak-anak bisa memilih yang positif," kata Atikoh.

Masih menurut Siti Atikoh, orang tua wajib membentengi keluarga dengan mengenalkan  pada ajaran dan sikap yang benar. 

Selain itu, orang tua juga wajib menjadikan keluarganya sebagai tempat yang nyaman, sehingga deteksi dini bisa dilakukan dengan cepat apabila terlihat perubahan sikap pada anak.

Dengan begitu, permainan tradisional memiliki peran penting sebagai benteng untuk mencegah masuknya paham radikal pada siswa, karena mengajarkan nilai-nilai kerjasama, toleransi, perdamaian, kemanusiaan, kepemimpinan, dan keterbukaan cara berpikir.***

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: Rilis

Tags

Terkini

Terpopuler