Untuk itu, semua elemen masyarakat dilibatkan, bekerjasama, guna mencegah masuknya pengaruh radikalisme pada anak-anak muda.
"Pondok pesantren dengan karakter khasnya, kampus dengan dunia keilmuannya dan pemerintah harus bersama-sama merumuskan design pendidikan yang ramah dan santun. Maka kolaborasi ini sangat pas untuk diterapkan," katanya Prof. Imam Taufiq.
Prof. Imam Taufiq menambahkan, forum Ulama dan Cendekia tersebut sebenarnya sudah empat kali mengadakan pertemuan, dan modul-modul yang disusun akan segera selesai dalam waktu dekat, sehingga bisa langsung diterapkan dalam kurikulum sekolah untuk semua jenjang pendidikan.
Baca Juga: Rincian Formasi dan Syarat Pendaftaran Seleksi CPNS 2021 di Kemenkeu
Baca Juga: Akan Menerima Formasi, Berikut Info Seleksi CPNS 2021 Sekolah Kedinasan dari Kemenhub
"Sudah hampir selesai, jadi sebentar lagi bisa diterapkan. Yang ditekankan adalah pendidikan yang ramah, mengajarkan kebersamaan, tidak mempermasalahkan perbedaan, tidak melakukan kriminalitas dan lainnya. Intinya adalah pengajaran karakter untuk tidak radikal dan tidan intoleran kepada semua anak bangsa," jelas Prof. Imam Taufiq.
Dengan begitu, keberadaan Forum Ulama dan Cendekia Jateng yang merumuskan Kurikulum Anti Radikalisme dan Intoleransi tersebut dapat menjawab keresahan masyarakat yang tak ingin para anak muda terpengaruh paham radikalisme.***