FBI Deteksi Akan Ada Pemberontakan di Pelantikan Joe Biden Sebagai Presiden Amerika Serikat

19 Januari 2021, 10:11 WIB
ilustrasi senjata api / pixabay /Gusnadi Iskandar

Media Magelang - Penjualan senjata api di Amerika Serikat meningkat, jelang pelantikan presiden terpilih, Joe Biden pada 20 Januari 2021 waktu setempat yang membuat FBI khawatir.

Pasalnya, dalam laporan yang diterima FBI penjualan senjata api di Amerika Serikat mengalami peningkatan cukup tajam di seluruh negara bagian jelang pelantikan Joe Binden sebagai presiden.

Salah satu pemilik toko senjata api di Amerika Serikat pun mengaku sampai kehabisan stok senjata api dan tidak bisa memenuhi permintaan konsumen karena amunisi dan senjata api laris terjual.

Baca Juga: Donald Trump Akan Gelar Upacara Pelepasan sebagai Presiden di Hari yang Sama Joe Biden Dilantik 

Atas fenomena tersebut, Amerika Serikat mulai memprioritaskan masalah keamanan jelang pelantikan presiden terpilih Joe Biden yang bakal menggantikan Donald Trump.

Warga Amerika Serikat Tidak Percaya dengan Pemerintah

Media-media internasional bahkan memrediksi bahwa proses pelantikan Joe Biden sebagai presiden terpilih Amerika Serikat tidak akan berjalan damai.

Dilansir Media Magelang dari Pikiran Rakyat Depok dalam artikel "Jelang Pelantikan Joe Biden, Penjualan Senjata Api Laku Keras di Amerika Serikat" 6.200 anggota Garda Nasional telah dikerahkan ke Washington D.C.

Kendati demikian, seiring dengan pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS menggantikan Donald Trump, ternyata semakin banyak senjata api yang terjual di negara tersebut.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Joe Biden, Seorang Pejabat New Mexico Ditangkap Terkait Penyerangan Gedung Capitol

Dilansir dari The Vocket, berdasarkan laporan, empat hingga lima bulan terakhir, sebanyak 18 juta orang membeli senjata api.

Seorang pemilik toko senjata Topeka Floyd McMillin merasa lonjakan penjualan senjata api adalah hasil dari ketidakpercayaan orang-orang terhadap pemerintah.

Dia bahkan menyebut industri senjata menghasilkan pendapatan yang besar dari warga Amerika Serikat karena ketidakpercayaan warga.

Baca Juga: Inggris Lakukan Vaksin Covid-19, Rata-rata Vaksinasi 140 Orang per Menit

"Anda harus sadar bahwa industri senjata api itu sendiri, menghasilkan pendapatan miliaran dolar untuk Amerika Serikat," ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa toko senjatanya telah menjual lebih dari 50.000 senjata baru kepada warga AS pada Sabtu lalu. 

Sementara itu, dari The Vocket, FBI menerima informasi bahwa protes bersenjata telah direncanakan di seluruh 50 negara bagian AS dalam beberapa hari mendatang.

Melalui dokumen yang diperoleh dari FBI, protes bersenjata sedang direncanakan di semua 50 ibu kota dari 16 Januari hingga setidaknya 20 Januari dan di US Capitol dari 17 Januari hingga 20 Januari.

Baca Juga: Akan Disuntik Vaksin Covid-19, Presiden Filipina Rodrigo Duterte: Warga Miskin dulu, Saya Terakhir

"Mereka telah memperingatkan bahwa jika Kongres berusaha menghilangkan POTUS melalui Amandemen ke-25, pemberontakan besar akan terjadi," kata FBI.

Dokumen itu juga menyebut bahwa terdapat rencana sebuah kelompok yang berencana untuk menyerbu pengadilan, gedung pengadilan lokal dan federal, serta gedung administrasi jika Trump dicopot dari jabatannya sebelum 20 Januari.

Ancaman juga dilaporkan akan lebih besar lagi terhadap Capitol, bahwa mereka akan menutup jalan, toilet, tempat parkir, dan fasilitas lainnya di National Mall dan Memorial Park.

Usai adanya laporan FBI itu, beberapa waktu lalu, seorang pengunjuk rasa yang mengenakan perlengkapan militer meminta semua orang untuk bersatu melawan Pemerintah AS.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Joe Biden, FBI Perketat Pengawasan Percakapan Bernada Ekstrimis di Internet

Ia memperingatkan bahwa perang saudara akan pecah jika pemerintah AS terus menindas rakyatnya.

"Ini adalah kesempatan terakhir kami untuk menghindari pemerintahan tirani atau perang saudara berdarah dan sia-sia di antara orang Amerika, yang tidak memiliki banyak perbedaan satu sama lain dan memiliki lebih banyak kesamaan," kata dia.

"Pesan kami kepada pemerintah adalah kami datang dengan damai. Kami tidak berniat melakukan kekerasan, tetapi saya mengimbau kalian dengan air mata dan suara saya, jika pemerintah terus menindas rakyat Amerika, kami akan bertindak irasional lagi," ujar dia.

Pelantikan Joe Biden akan digelar pada 20 Januari 2021 waktu setempat, di mana FBI telah mengantisipasi pemberontakan yang mungkin terjadi di Amerika Serikat.***(Yunita Amelia Rahma/Pikiranrakyat-Depok.com)

Editor: Permadi Suntama

Sumber: Pikiran Rakyat Depok

Tags

Terkini

Terpopuler