Insinyur Google Dipecat karena Tolak Kerjasama dengan Militer Israel

- 12 Maret 2024, 04:00 WIB
Ilustrasi Google./ANTARA/Pixabay/pri.
Ilustrasi Google./ANTARA/Pixabay/pri. /
 
 
Media Magelang - Seorang insinyur Google dikabarkan baru saja dipecat oleh perusahaan teknologi raksasa tersebut.
 
Pemecatan itu disinyalir lantaran sang insinyur menolak kerjasama yang dijalin oleh Google dengan militer Israel.
 
Penolakan sang insinyur tersebut disampaikan secara terbuka kepada para petinggi Google, Senin 4 Maret 2024.
 
Insinyur Google itu menyampaikan penolakan tersebut saat presentasi yang dilangsungkan di Israel.
 
 
“Saya menolak untuk membangun teknologi yang memungkinkan genosida atau pengawasan,” kata insinyur Google itu sambil setengah berteriak, dikutip dari Antara.
 
Google sendiri telah mengkonfirmasi pemecatan itu, yang pertama kali dilaporkan oleh media lokal, dan disiarkan oleh laman The Verge, pada Sabtu 9 Maret 2024.
 
"Awal pekan ini, seorang karyawan mengganggu rekan kerja yang memberikan presentasi, mengganggu acara resmi yang disponsori oleh perusahaan. Perilaku ini tidak baik, terlepas dari masalah, dan karyawan itu dipecat karena melanggar kebijakan kami,” kata juru bicara Google Bailey Tomson melalui email, sebagaimana dikutip dari Antara.
 
Pemecatan itu terjadi di Mind the Tech, sebuah konferensi teknologi Israel tahunan di New York, Amerika Serikat.
 
Pemecatan itu terjadi secara langsung saat direktur eksekutif Google Israel, Barak Regev menyampaikan presentasinya.
 
Insinyur Google itu memprotes Proyek Nimbus, kontrak yang bernilai 1,2 miliar dolar AS, atau sekitar Rp18,6 triliun dari pemerintah Israel, untuk bisa mengakses layanan Cloud dari Google dan Amazon.
 
“Proyek Nimbus menempatkan anggota komunitas Palestina dalam bahaya, tidak ada apartheid awan, ” ujar mantan insinyur Google tersebut.
 
Diketahui sebelumnya, Google menghadapi kemunduran atas keterlibatan mereka dalam Proyek Nimbus, yang kontraknya ditandatangani pada tahun 2021.
 
Ratusan karyawan Google dan Amazon menerbitkan surat terbuka untuk menolak kesepakatan itu.
 
Para karyawan Google dan Amazon mengatakan bahwa, Proyek Nimbus itu memungkinkan terjadinya pengumpulan data ilegal tentang warga Palestina.
 
No Tech For Apartheid adalah sebuah organisasi yang berkumpul melawan Proyek Nimbus.
 
Organisasi tersebut menerbitkan pernyataan tentang pemecatan insinyur Google pada Jumat 8 Maret 2024.
 
“Tujuan Google jelas: perusahaan ini mencoba untuk membungkam karyawan untuk menyembunyikan kekurangan moral mereka. Sebagai insinyur perangkat lunak Cloud yang merupakan teknologi krusial dalam berjalannya Project Nimbus di pusat data Israel, pekerja ini berbicara dari tempat kekhawatiran pribadi yang mendalam tentang dampak langsung, kekerasan dari pekerjaan mereka,” kata organisasi tersebut.
 
Sejak perang Israel-Hamas pecah pada bulan Oktober 2023 lalu, karyawan Google telah mengadakan “di-in” di kantor perusahaan teknologi tersebut di San Francisco.
 
“Di-in” itu dimaksudkan untuk memprotes kontrak layanan Cloud, dan lebih dari 600 karyawan menandatangani surat yang mendesak Google agar segera menghentikan sponsor yang mendanai konferensi Mind the Tech tersebut.
 
Dari laporan tersebut diketahui, bahwa seorang insinyur Google telah dipecat karena menolak kerjasama dengan militer Israel.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah