Bawa Panci dan Wajan, Pengunjuk Rasa Pro Demokrasi Thailand Tiru Myanmar Saat Menentang Kudeta Militer

- 15 Februari 2021, 08:15 WIB
Bawa Panci dan Wajan, Pengunjuk Rasa Pro Demokrasi Thailand Tiru Myanmar Saat Menentang Kudeta Militer
Bawa Panci dan Wajan, Pengunjuk Rasa Pro Demokrasi Thailand Tiru Myanmar Saat Menentang Kudeta Militer /Reuters

Media Magelang – Setelah vakum dua bulan, pengunjuk rasa pro demokrasi Thailand kembali turun ke jalan dengan membaca panci dan wajan meniru Myanmar saat demo menentang kudeta militer. 

Pada Rabu, 10 Februari 2021 pengunjuk rasa pro demokrasi Thailand pecah kembali saat pengadilan menolak jaminan untuk empat aktivis, yang terjerat 15 tahun penjara karena pencemaran nama baik kerajaan. 

Ribuan pengunjuk rasa pro demokrasi Thailand turun ke jalan memadati distrik perbelanjaan di Bangkok dengan meneriakkan “Prayur, pergi” sambil memukul panci dan wajan. 

Baca Juga: Tidak Hanya Indah Dipandang, 5 Bunga Ini Bisa Dimakan dan Bermanfaat untuk Kesehatan

Sejak unjuk rasa pro demokrasi Thailand meledak pada Juli 2020, lebih dari 50 demonstran didakwa berdasarkan undang-undang dan terancam hukuman 15 tahun penjara. 

Pengunjuk rasa pro demokrasi Thailand mendesak pengunduran diri Perdana Menteri Prayut Chan-o-Cha. 

Atas dasar solidaritas dan nilai-nilai pro demokrasi, unjuk rasa di Thailand diikuti oleh pekerja migran Myanmar yang menentang kudeta militer di negaranya. 

Menariknya, praktik memukul panci dan wajan ini awalnya untuk mengusir roh jahat, tapi kali ini mereka gunakan untuk mengusir para jenderal. Selain meniru strategi massa aksi Myanmar, pengunjuk rasa pro demokrasi Thailand juga turun ke jalan dengan membawa poster pemimpin de facto Aung San Suu Kyi. 

Baca Juga: Nggak Nyangka! UBS Gold Kerjasama Bikin Kalung Ikatan Cinta, Yuk Lihat Tampilannya!

Begitu juga sebaliknya, pengunjuk rasa di Myanmar terinspirasi dari demo pro demokrasi Thailand. Mereka mengacungkan salam tiga jari seperti di film The Hunger Games sebagai bentuk perlawan. 

Ratusan polisi dengan pakaian anti huru-hara diturunkan untuk menghalau pengunjuk rasa. Bentrokan keduanya pun terjadi. 

Sebagaimana dikutip Media Magelang dari Reuters, salah satu pimpinan massa aksi pro demokrasi Thailand Panusaya “Rung” Sithijiwattanakul mengatakan jika ratusan ribu warga Thailand turun ke jalan, reformasi akan terjadi. 

“Jika ratusan ribu warga Thailand turun ke jalan, kami dapat mereformasi sistem monarki,” kata Panusaya “Rung” Sithijiwattanakul. 

Baca Juga: 8 Inspirasi Hadiah Bunga Valentine Day Agar Doi Meleleh: Ada Bunga Mawar hingga Bunga Deposito

Ribuan pengunjuk rasa pro demokrasi Thailand berkumpul pada Rabu malam, 10 Februari 2021. Mereka turun ke jalan sambil membawa poster yang bertuliskan “bebaskan teman kami dan “hapus 112”, yang mengacu pada pasal hukum pidana tentang pencemaran nama baik kerajaan. 

Di hari yang sama, 44 anggota parlemen oposisi telah mengajukan proposal untuk mengubah undang-undang tersebut. 

Para pemimpin demo menyatakan unjuk rasa ini sebagai kelanjutan dari demonstrasi tahun lalu, yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19 yang membuat kasus positif menjadi lima kali lipat sejak pertengahan Desember 2020. 

Salah satu pemimpin demokrasi Panupong Jadnok mengatakan unjuk rasa hari ini adalah pertemuan pertama di tahun 2021 untuk menentang sistem yang tidak adil yang telah memenjarakan empat aktivis pro demokrasi Thailand. 

Baca Juga: Gempa Bumi M 7,3 Guncang Jepang, KBRI Tokyo: Tidak Terdapat WNI yang Menjadi Korban

“Hari ini adalah pertemuan pertama, pembukaan pertama dan pertempuran setelah sistem yang tidak adil memenjarakan teman-teman kami,” kata Panupong Jadnok. 

Panupong Jadnok menambahkan peristiwa yang terjadi di Myanmar harus menginspirasi gerakan pro demokrasi Thailand. 

Hal tersebut terjadi karena ribuan pengunjuk rasa pro demokrasi turun ke jalan membaca panci dan wajan yang bertuliskan 112 sebagai bentuk protes seperti di Myanmar. Tuntutan mereka semakin meluas dan mempertanyakan sistem monarki yang telah lama dianggap sakral di Thailand.*** 

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah