Media Magelang - Berbeda dengan kalender hijriah yang mana sebelum bulan Ramadhan adalah bulan Sya’ban. Pada Penanggalan atau Kalender Jawa bulan sebelum Ramadhan disebut Sasi (bulan) Ruwah.
Pada bulan Ruwah, masyarakat Jawa sering menyelenggarakan tradisi turun temurun yang bernama ruwahan. Ruwahan adalah tradisi mengirimkan doa kepada arwah para leluhur.
Tradisi Ruwah dalan budaya Jawa dapat dikatakan wujud akulturasi budaya yang dipengaruhi tradisi agama Hindu dan Budha, namun masih dijaga dan dilestarikan seiring perkembangan Agama Islam.
Baca Juga: Viral! Warga Pondok Pelita Naikan Tagar #IkatanCintaDeserveBetter, Kesal dengan Cerita yang Berbelit
Baca Juga: Ganjar Pranowo Usulkan Edukasi Petani dalam Rakor Pengembangan Sistem Resi Gudang
Tradisi Ruwah atau Ruwahan punya penyebutan lain, yakni nyadran. Tiap-tiap daerah di Jawa memiliki penamaan sendiri. Ada yang menyebut Ruwah, ada pula yang menyebut nyadran.
Umumnya sebelum Ruwah atau nyadran dilakukan, masyarakat Jawa akan bergotong royong membersihkan makam leluhur mereka. Setelah pembersihan makam, barulah tradisi nyadran dimulai dengan umbul doa atau kenduri di sekitar makam.
Warga Jawa akan membawa makanan, bisa menggunakan tampah, bakul, atau besek bambu, tergantung kebiasaan dan kesepakatan masing-masing daerah. Usai berdoa bersama, biasanya makanan yang dibawa akan dinikmati bersama.