Network
Media Magelang - Simak beberapa masa terbaik ini yang merupakan masa cemerlang untuk belajar. Salah satunya adalah waktu sahur.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa belajar itu semenjak ayunan/buaian sampai ke liang lahat.
Pada buku terjemah Ta'limul Muta'allim yang ditulis oleh Drs. H. Aliy As'ad diceritakan tentang Syaikh Hasan bin Ziyad. Beliau adalah sahabat dari Abu Hanifah, seorang ulama fiqih yang terkenal peka, kritis, dan cerdas.
Syaikh Hasan bin Ziyad mulai belajar fiqih pada umur 80 tahun. Beliau tidak pernah tidur di ranjang selama 40 tahun, kemudian ia menjadi mufti (berfatwa) selama 40 tahun.
Kisah Syaikh Hasan bin Ziyad ini menjelaskan bahwa memang untuk belajar itu tidak ada batasan usia.
Lalu kapankah waktu paling cemerlang untuk belajar?
Baca Juga: Tips Anak Nyaman Belajar di Rumah Selama Pandemi Covid-19, Atasi Belajar Tatap Muka yang Diundur
Menurut buku terjemah Ta'limul Muta'allim, waktu yang paling cemerlang adalah permulaam masa remaja, waktu sahur dan waktu di antara Maghrib dan Isya'.
Namun, kita tetap dianjurkan untuk memanfaatkan seluruh waktu yang Allah Swt berikan kepada kita. Ketika kita jenuh belajar suatu ilmu, maka kita bisa beralih ke bidang studi yang lain.
Seperti Ibnu Abbas ra ketika telah jenuh dengan ilmu kalam, maka ia beralih kepada buku antologi para pujangga.
Ibnu Hasan pun demikian, ia tidak tidur semalaman untuk menyanding buku-bukunya.
Jika ia merasa jenuh terhadap satu buku maka ia akan berganti buku yang lain.
Ia juga menyanding air untuk membasmi tidurnya dan berkata "Tidur itu bersumber dari panas, maka harus dilawan dengan air dingin,".***
