SMAN 1 Bengkulu Terima Lagi Siswi Penghina Palestina, Ferdinand Hutahaean: Pendidik Tak Berwawasan Pendidik

22 Mei 2021, 12:30 WIB
SMAN 1 Bengkulu Kembali Terima Siswi Penghina Palestina, Ferdinand Hutahaean: Pendidik Yang Tak Berwawasan Pendidik /Twitter

Media Magelang – Kasus penghinaan terhadap Palestina yang dilakukan oleh siswi SMAN 1 Kabupaten Bengkulu masih berlanjut.

Namun kelanjutan kasus penghinaan yang ditujukan untuk Palestina tersebut rupanya sudah menemui titik damai dengan diterimanya kembali siswi penghina tersebut.

Tapi rupanya penerimaan kembali siswi penghina Palestina oleh sekolahnya, SMAN 1 Bengkulu, tidak menyurutkan Ferdinand Hutahaean untuk memberikan berpartisipasi memberikan respon.

Baca Juga: Hamas Leader Urges Indonesia to Mobilize Support Amid the Divided Arab Nations

Dalam responnya yang ia sampaikan melalui akun Twitternya @FerdinandHaean3, Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa para pendidik di sekolah tempat siswi dikeluarkan itu tak berwawasan pendidik.

Pendidik yang tak berwawasan pendidik, tp penindas bagi yang sdg mencari didikan...!

Begitu bunyi respon yang disampaikan oleh Ferdinand Hutahaean dalam akun Twitternya.

Harusnya anak itu dibina, di didik, diajari mana yang benar mana yg salah, bukan menindas kebebasan berpikirnya dgn cara mengeluarkannya dr sekolah,” lanjut Ferdinand Hutahaean.

Baca Juga: Lagu Butter BTS Rilis, Army Wajib Tahu Fakta Dibalik Pembuatannya dari Jin dan RM!

Skrg pusing kau kan?” tambah Ferdinand Hutahaean.

Diketahui, Kepala Sekolah SMAN 1 Bengkulu  menerima kembali siswi penghina Palestina setelah ia dikeluarkan dari sekolahnya tersebut setelah video TikTok miliknya viral karena terbukti menghina Palestina dengan kata-kata kotor yang kasar dan tak pantas didengar.

Sementara itu kedua orang siswi tersebut menangis mengetahui putrinya dikeluarkan dari sekolah karena menghina Palestina.

Baca Juga: Link Nonton Drakor Taxi Driver Episode 14 Sub Indo: Jang Sung Chul Terancam Dibunuh, Kim Do Ki Murka

Baik siswi tersebut maupun kedua orang tuanya sebelumnya telah meminta maaf secara publik atas penghinaan yang dilakukan terhadap Palestina setelah siswi itu diamankan pihak kepolisian setempat.

Banyak pendapat masyarakat yang menyesalkan tindakan Kepala Sekolah dan para guru SMAN 1 Kabupaten Bengkulu yang mengeluarkan siswi tersebut.

Masyarakat menilai sekolah adalah tempat belajar, tempat untuk mendidik para murid yang tadinya belum tahu menjadi tahu, tempat untuk mengarahkan kelakuan para siswa dan siswi agar menjadi benar dan bukan malah mengeluarkan murid tersebut.

Baca Juga: Saksikan Live Streaming Liga Spanyol Eibar vs Barcelona, Kick Off 23.00 WIB

Karena memang sejatinya sekolah berbeda dengan tempat untuk berpolitik.

Anak didik berbuat salah bukannya dibina,dinasehati malah dikeluarkan dr sekolah,,, mungkin kepsek dan gurunya nyambi bakulan online jdnya agak pusing,” komentar dari akun @kariskarisma0.

Juga perlu dibangun daya kritis generasi ... berbeda pendapat ...berargumen....berpidato ...berkebangsaan ....dst. Cuma mana ada lagi itu di sekolah.... Prihatin dengan pendidik yg tidak paham dgn ini,” cuit akun @RmypNe.

Ironis..kebijakn ngawur. Stlh bermasalah lsg lumer,” bunyi respon dari akun @suherm17.

Dengan begitu, adanya penerimaan kembali dari SMAN 1 Kabupaten Bengkulu untuk siswi penghina Palestina membuat Ferdinand Hutahaean berpendapat bahwa para pendidik di sekolah itu tak berwawasan pendidik.***

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler