Sejarah Banda Neira, Surga Rempah-Rempah Pala yang Mendunia

14 November 2021, 07:55 WIB
Ilustrasi Rempah-rempah Pala, Banda Neira. /scym

Media Magelang – Banda Neira merupakan Kepulauan Banda yang terletak di Provinsi Maluku, yang dikenal sebagai surga rempah-rempah pala.

Sejarah Banda Neira bermula ketika kejayaan rempah-rempah yang mendunia terdapat di kepulauan ini.

Selama berabad-abad silam, Indonesia terkenal akan kekayaan rempah yang tumbuh subur di berbagai wilayah nusantara. Hal tersebut menarik perhatian bagi bangsa asing untuk datang ke Indonesia.

Salah satu wilayah terbesar penghasil rempah di wilayah timur Indonesia adalah Kepulauan Banda.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Dorong Gerakan Minum Jamu, Teman di Eropa Penasaran Soal Rempah-rempahnya

Komoditas rempah terbesar dan terbaik di dunia yang dihasilkan Kepulauan Banda adalah buah pala.

Kemajuan perkembangan pala pada saat itu, membuat Banda menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh bangsa asing. Dengan begitu, perlahan-lahan menguatkan Banda menjadi pelabuhan yang ramai.

Sejak jaman dahulu, pala sudah dikenal memiliki banyak khasiat dan manfaat untuk kebutuhan hidup manusia.

Pada abad ke-9, pala sudah digunakan oleh bangsa Mesir dan India sebagai pengawet jasad.

Baca Juga: Kartika Soekarno Kenang Masa Akhir Sang Ayah hingga Singgung ‘Dosa’ Inggris terhadap Rakyat Indonesia

Manfaat lainnya terdapat pada kulit pala yang dapat digunakan untuk membuat parfum dan biji pala memiliki khasiat sebagai obat-obatan, bumbu masak, kosmetik hingga minyak atsiri.

Karena manfaatnya yang banyak, membuat pala semakin dikenal bahkan hal tersebut membuat bangsa Eropa berlomba-lomba untuk datang ke Banda pada abad ke-16.

Diketahui, harga pala pada pertengahan abad ditawarkan sangat mahal. Jika dibandingkan dengan harga saat ini, serupa dengan harga gadget senilai puluhan juta rupiah.

Rempah-rempah ini, telah dimanfaatkan sejak jaman romawi, dibawa oleh pedagang China yang singgah di Maluku.

Selain itu, pala mencetak sejarah dengan melintasi asia tengah dan asia barat yang dibawa oleh para pedagang India.

Pala memiliki sejarah panjang dan telah tersebar ke berbagai penjuru dunia sejak jaman dahulu.

Diketahui sejak puluhan tahun lamanya, bangsa Eropa mengelilingi dunia demi mencari sumber rempah-rempah.

Bangsa asing yang pertama kali menapaki tanah Maluku adalah bangsa Portugis pada tahun 1512. Bangsa Belanda tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini, kemudian menyusul pada tahun 1599. Kemudian yang terakhir, bangsa Inggris menyusul untuk datang ke Banda tahun 1601.

Maka jika dihitung terdapat tiga bangsa asing yang terpikat dengan kekayaan rempah di Banda Neira.

Namun, saat itu terjadi perselisihan antara Inggris dan Belanda yang memperebutkan Banda. Hal tersebut membuat Portugis tersisih dan meninggalkan tanah nusantara.

Dalam kegiatan transaksi rempah-rempah, Belanda mempunyai taktik yang kejam melalui perserikatan dagang Verenigde Oost indische Compagnie (VOC).

Belanda menggunakan berbagai macam cara untuk menyingkirkan penduduk pribumi yang memiliki kekayaan.

Ironi, kedatangan bangsa Eropa membuat masyarakat Banda menderita, disebabkan ulah keserakahan para penjajah ingin menguasai perdagangan pala.

Kejayaan pala yang dicari oleh seluruh penjuru dunia seharusnya membuat masyarakat Banda sejahtera, justru perlahan terpinggirkan.

Pada abad ke-19 setelah Inggris berhasil merebut pulau Run dari kekuasaan Belanda, akhirnya Inggris memutuskan untuk membawa tanaman pala keluar Kepulauan Banda.

Lokasi penanaman pala yang dilakukan oleh Inggris terletak di Sumatera dan Malaysia.

Sejak saat itu, monopoli perdagangan dunia yang dilakukan oleh VOC mengalami keruntuhan.

Sampai saat ini, pala bisa diperoleh di seluruh penjuru nusantara. Pala biasanya ditemui sebagai bumbu dapur atau dapat dinikmati olahannya seperti manisan, sirup dan minyak gosok.

Ternyata, pala mungil yang biasanya kita temui memiliki sejarah panjang dan menyimpan cerita yang luar biasa.***

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler