5 Daftar Merk Obat Sirup Anak Mengandung ED dan DEG yang Diduga Jadi Penyebab Penyakit Ginjal Akut

21 Oktober 2022, 07:37 WIB
5 Daftar Merk Obat Sirup Anak Mengandung ED dan DEG /pexels/

Media Magelang - Inilah daftar merk obat sirup anak yang dirilis oleh BPOM mengandung Etilen Glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Saat ini masyarkat khususnya para orang tua tengah resah dengan kabar bahwa penyebab penyakit gagal ginjal akut pada anak adalah obat sirup batuk yang mengandung EG dan DEG.

Pastikan Anda mengetahui merk obat sirup anak apa saja yang mengandung EG dan DEG sesuai dengan informasi yang dirilis oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Sebelum BPOM umumkan berbagai merk obat sirup anak yang diumumkan mengandung EG dan DEG, kasus anak yang mengalami penyakit ginjal akut meningkat.

Baca Juga: IDAI Larang Anak Minum Paracetamol Sirup Sementara, Waspada Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak

Kasus pertama penyakit ginjal akut pada anak tersebut dilaporkan terjadi di Gambia, Afrika Barat.

Tidak berselang lama, kasus tersebut juga di temukan di Indonesia. Salah satunya di Sumatera Barat dimana berdasarkan data ada 22 kasus serupa ditemukan.

Dari hasil penyelidikan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), terdapat 5 merk obat sirup yang diduga sebagai pemicu penyakit ginjal akut pada Anak yang sangat mematikan.

Kini, pemerintah telah merilis daftar obat batuk sirup yang ditarik peredarannya lantaran mengandung ED dan DEG yang bisa membahayakan ginjal.

Baca Juga: Diduga Pemicu Penyakit Ginjal Akut pada Anak, Hindari 4 Merk Obat Batuk Sirup Ini

Perlu diketahui, beberapa merek obat sirup ini telah ditarik peredarannnya ke masyarakat karena mengandung senyawa yang membahayakan pasien karena bisa menimbulkan penyakit gagal ginjal akut.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan ada 5 obat sirop yang mengandung senyawa etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas.

Hal itu teridentifikasi setelah BPOM melakukan pengujian terhadap dugaan cemaran EG dan DEG dalam obat sirup.

Sampling dan pengujian dilakukan terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022.

Sesuai Farmakope dan standar baku nasional yang diakui, ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.

Berikut daftar obat sirup yang ditarik dari peredarannya di pasar :

1. Termorex Sirup (obat demam)
Diproduksi PT Konimex, botol plastik @60 ml.

2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu)
Diproduksi PT Yarindo Farmatama, botol plastik @60 ml.

3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu)
Diproduksi Universal Pharmaceutical Industries, botol plastik @ 60 ml.

4. Unibebi Demam Sirup (obat demam)
Diproduksi Universal Pharmaceutical Industries, botol @ 60 ml.

5. Unibebi Demam Drops (obat demam)
Diproduksi Universal Pharmaceutical Industries, botol @ 15 ml.

BPOM telah memerintahkan kepada industri farmasi pemilik izin edar agar menarik kembali sirup obat dari peredaran di seluruh Indonesia dan pemusnahan untuk seluruh bets produk.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melarang anak minum paracetamol sirup sementara mengingat kasus gangguan ginjal akut pada anak.

Kemenkes pun menerima rekomendasi IDAI untuk tak melanjutkan penggunaan obat paracetamol sirup anak sementara lantaran kasus gangguan ginjal akut pada anak meningkat di beberapa kota.

IDAI meminta masyarakat untuk waspada dan berkaca pada kasus kematian banyak anak di Gambia, Afrika, yang diduga akibat mengonsumsi paracetamol sirup.

Kemenkes bersama IDAI pun membeberkan alasan mengapa obat Paracetamol sirup anak harus dihentikan penggunaannya sementara.

Disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, rekomendasi itu dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan dini terkait temuan kasus kematian puluhan anak di Gambia, Afrika yang diduga karena mengkonsumsi obat sirup yang terkontaminasi dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).

Pimprim menyebutkan jika Indonesia harus belajar dari Gambia dan curiga dengan DEG dan EG, sehingga bisa meningkatkan kewaspadaan dini untuk tak gunakan paracetamol sirup.

"Adapun enyebab penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal ini masih dalam proses investigasi IDAI bersama Kemenkes. Apabila bicara temuan terkini, sejumlah pasien juga mengidap Multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C)," jelas Pimprim.

Penyakit itu timbul dan menjangkiti anak dengan riwayat pernah terinfeksi atau melakukan kontak dengan penderita Covid-19.

Namun setelah diberikan penanganan seperti Intravenous Immunoglobulin (IVIG), sejumlah pasien membaik dan lainnya tidak dengan demikian, MIS-C tidak bisa dikonfirmasi menjadi penyebab penyakit ini.

Selain itu, apabila dikaitkan dengan pemberian paracetamol sirup, ia lantas mencontohkan temuan kasus di Daerah Istimewa Yogyakarta, seorang ibu melaporkan tiga dari empat anaknya yang mengalami gejala batuk dan pilek.

Anak yang lebih tua diberikan paracetamol dan tidak mengalami perburukan gejala, sementara adiknya yang berusia tujuh bulan tidak diberikan penanganan apa-apa namun kemudian terkonfirmasi mengalami penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal ini.

"Makanya kita belum konklusif apa karena paracetamol sirup, belum sepenuhnya ke situ karena ada AKI (acute injury kidney) berat dan tidak disebabkan paracetamol sirup. Karena beberapa daerah laporannya berbeda. Dan ada juga kecurigaan obat-obatan impor, dan sekarang sedang kita periksa di Puslabfor," bebernya.

Masyarakat diminta untuk menghindari pemakaian obat batuk sirup di atas mengantisipasi penyakit gagal ginjal akut.***

Editor: Anida Nurul Hasanah

Tags

Terkini

Terpopuler