Vaksin Covid-19 Mulai Dibagikan Januari 2021, Bagaimana Cara Kerjanya? Ini Penjelasan dari Para Ahli

- 2 Januari 2021, 09:03 WIB
ilustrasi vaksin covid
ilustrasi vaksin covid /tangkapan layar/Freepik.com

Media Magelang – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mulai menyalurkan vaksin secara cuma-cuma kepada masyarakat di Januari 2021. Namun, bagaimana cara kerja vaksin Covid-19 sesungguhnya?

Mungkin banyak orang salah kaprah soal bagaimana vaksin Covid.-19 bekerja di dalam tubuh. Vaksin diberikan sebagai perlindungan tubuh terhadap virus tertentu.

Pakar kesehatan menyatakan bahwa vaksin Covid-19 tak mengandung virus hidup yang menyebabkan orang terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Ada 147 Personil Naik Pangkat, Kapolres Magelang: Bukan Segalanya, Tidak Untuk Gagah-gagahan

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) menjelaskan bahwa vaksin bekerja dengan mengajari sistem kekebalan tubuh soal bagaimana mengenali dan melawan virus yang menyebabkan Covid-19.

Sependapat dengan CDC, asisten profesor ilmu kebidanan, ginekologi dan reproduksi di University of California, San Francisco, Dr. Stephanie Gaw menyebutkan bahwa vaksin yang mengandung molekul mRNA yang tidak menyebabkan infeksi Covid-19 dalam tubuh.

Dilansir Media Magelang dari Livescience, vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer, BioNTech, dan Moderna sama sekali tidak mengandung virus Corona Covid-19.

Baca Juga: Gisel dan MYD Jadi Tersangka Video Syur 19 Detik, Mantan Istri Gading Terancam Dipenjara 12 Tahun

Lebih lanjut, terkadang proses tubuh mengenali dan melawan virus dapat menimbulkan gejala termasuk demam. Hal ini normal sebab tubuh sedang membangun kekebalan.

Sebagaimana dijelaskan CDC, tubuh membutuhkan waktu beberapa minggu untuk membangun kekebalan setelah vaksinasi. Dengan kata lain, bisa saja orang terkena infeksi virus Covid-19 sebelum atau setelah vaksinasi lalu jatuh sakit karena vaksin belum memiliki cukup waktu untuk memberikan perlindungan.

Internis di University of Illinois School of Public Health Jay Bhatt dan dokter di Massachusetts Shazia Ahmed mengatakan bahwa vaksin Pfizer, BioNTech, dan Moderna membutuhkan dua dosis yang diberikan dengan jarak dua minggu.

Baca Juga: Gisel Diperiksa Sebagai Tersangka pada 4 Januari 2021, Dipanggil Polisi Kasus Video Syur Bersama MYD

Mereka berpendapat, vaksin akan mencapai tingkat kekebalan sesuai pada vaksinnya. Setidaknya perlu waktu empat hingga enam minggu sejak pemberian dosis awal untuk mencapai tingkat kekebalan dan perlindungan yang sebanding seperti dalam uji klinis.

Oleh karenanya, dalam waktu tersebut masih ada kemungkinan terinfeksi virus Covid-19 dan jatuh sakit.

Sementara itu, ada kemungkinan bahwa Anda akan mendapatkan hasil positif pada tes Covid-19 sebagaimana uji klinis yang dilakukan di Amerika Serikat. Saat tubuh mengembangkan respons imun, ada kemungkinan Anda akan mendapat hasil positif dalam tes antibodi terhadap Covid-19.

Baca Juga: Ramalan Cuaca BMKG Hari ini Sabtu 2 Januari 2021, Waspadai Hujan Lebat Disertai Petir di Wilayah Ini

Tes antibodi akan menunjukkan bahwa Anda pernah mengalami infeksi sebelumnya. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya perlindungan tertentu terhadap virus.

Saat ini, para ahli sedang melihat bagaimana vaksinasi tersebut dapat mempengaruhi hasil pengujian antibodi Covid-19.

Para penyintas infeksi Covid-19 pun masih bisa mendapat manfaat vaksin karena masih ada kemungkinan akan terkena infeksi kembali.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan Cari di Januari 2021, Ini Langkah Cara Cek Daftar Penerimanya

Para ahli kesehatan pun belum mengetahui kapan seseorang akan terlindungi dari Covid-19 usai dinyatakan sembuh. Beberapa bukti awal menunjukkan, kekebalan alami mungkin tidak akan bertahan lama.

Meski demikian, para pakar kesehatan sepakat vaksin dapat membantu masyarakat mencegah terkena Covid-19 dengan menciptakan respons antibodi tanpa harus mengalami sakit.***

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah