Kilang Minyak Balongan Terbakar, Peneliti ITB Sebut Petir Penyebab Kebakaran

- 2 April 2021, 19:41 WIB
Pertamina berhasil padamkan api di Kilang Balongan yang terbakar akibat sambaran petir.
Pertamina berhasil padamkan api di Kilang Balongan yang terbakar akibat sambaran petir. /Pertamina.com/

Media Magelang – Kepala Pusat Penelitian Petir STEI ITB Reynaldo Zoro menyebutkan petir memungkinkan menjadi penyebab terjadinya kebakaran di Kilang Minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat. 

Kawasan Kilang Minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat terbakar pada Senin 29 Maret 2021 pukul 00.45 WIB dinihari. Terbakarnya Kilang Minyak Balongan terjadi pada tangki T-301G. 

Reynaldo Zoro mengatakan petir di negara tropis memiliki kekuatan lebih besar dari petir subtropis. Petir tropis memiliki sambaran tinggi, amplitudo besar, gelombang sangat curam, impulse force-nya bisa menghancurkan dan muatan arus petir jauh besar. Hal itu bisa memungkinkan Kilang Minyak Balongan terbakar. 

Lebih lanjut Reynaldo Zoro mengatakan bahwa sebenarnya tangki-tangki minyak Pertamina telah memenuhi standar pengamanan. 

Baca Juga: Link Streaming Episode Terakhir Drama The Penthouse Season 2 Episode 13 Sub Indo, Akhir Kisah Hera Palace

Baca Juga: Tukang Ojek Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Tuban Jawa Timur

Baca Juga: Masuk Nominasi Bappenas Lagi, Ini Daftar Inovasi Daerah Jateng Selama Pandemi Covid-19

“Sebenarnya tangki-tangki Pertamina memenuhi standar pengamanan. Hanya saja, karena petir tropis memang sangat kuat, bisa membuat tangka berlubang,” ujarnya sebagaimana dikutip Media Magelang dari Antara News pada Jum’at, 2 April 2021. 

Ketika tangki minyak berlubang, hal itu memungkinkan menjadi penyebab kebakaran, karena tiga komponen penyebab kebakaran adalah spark yang berasal dari petir, bahan bakar, dan oksigen. 

Reynaldo Zoro menegaskan bahwa tadinya oksigen tidak ada, tapi ketika tangka bolong, maka ada ruang untuk oksigen. 

Secara historis telah banyak tejadi kebakaran kilang minyak yang disebabkan dari sambaran petir, salh satunya yang terjadi di Malaysia. 

Baca Juga: Perlu Diketahui, Inilah Kriteria Lansia yang boleh Tidak Puasa Ramadhan

Baca Juga: Lulusan SMA/SMK Ingin Daftar CPNS 2021? Inilah Besaran Gaji yang Nanti Akan Didapatkan

Baca Juga: Sebut Pria Penodong Pistol di Duren Sawit Sama Saja Dengan Teror, Ini Penjelasan Wakil Ketua Komisi III DPR-RI

“Saking banyaknya, sampai pernah dibukukan. Dalam buku tersebut dijelaskan mengenai tangka kilang yang pernah terbakar akibat petir. Termasuk di kilang Malaysia,” katanya. 

Terkait pernyataan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengatakan petir tidak terjadi di daerah sekitar Balongan pada saat terjadinya kebakaran kilang minyak tangki T-301G., menurut Reynaldo Zoro terlalu dini BMKG menyatakan hal itu. 

Ia menilai, lightning detector milik BMKG kurang akurat untuk melakukan evaluasi secara detail, karena lebih banyak ke arah cuaca. 

Ada dua hal penting untuk melakukan evaluasi mengenai lightning detector, yakni local accuration dan detection efficiency. 

Kalau mau evaluasi, kita harus menggunakan data yang baik dan alat yang canggih, Kalau peralatan BMKG itu agak berbada,” katanya. 

Reynaldo Zoro mengungkapkan berdasarkan data dari Satelit Himawari yang dikenal akurat menyatakan bahwa di sekitar Kilang Minyak Balongan sekitar pukul 00.00-03.00 WIB, terjadi pergerakan badai petir. 

“Bahkan, menurut Himawari, dari sore sampai pukul 05.00 pagi. Dan konsentrasi petir tertinggi justru berada pada waktu yang diklaim BMKG,” katanya. 

Dari hasil monitoring lightning detector BMKG, kerapatan petir sekitar pukul 00.00-02.00 WIB, berkumpul pada bagian Kilang Minyak Balongan atau sejauh kurang lebih 77 kilometer.*** 

Editor: Puspasari Setyaningrum

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah