Program vaksinasi Covid-19 di klinik Kimia Farma menggunakan vaksin gotong royong yang diproduksi Sinopharm.
Vaksinasi Kimia Farma Berbayar Tuai Kontroversi
Pelayanan vaksin Covid-19 berbayar di klinik Kimia Farma ini pun menuai kontroversi dan pro kontra dari berbagai pihak.
Mantan Sekretaris Menteri BUMN Said Didu menyebut seharusnya BUMN membantu rakyat yang susah dan tidak berbisnis kala masyarakat sedang mengalami kesusahan sebagaimana ia cuitkan melalui akun Twitter pribadinya,
“Urutan vaksin: gratis-mandiri-jual komersial oleh BUMN. BUMN seharusnya ditugaskan membantu rakyat yg lagi susah, bukan berbisnis di tengah kesusahan rakyat,” tegas Said Didu (@msaid_didu).
Anggota Komisi IX DPR RiI Anas Thahir pun mengecam vaksin gotong royong berbayar untuk individu yang dibuka oleh klinik Kimia Farma.
Menurutnya, langkah vaksinasi berbayar ini berpotensi kacau dan dapat dimanfaatkan kelompok tertentu untuk meraup keuntungan pribadi.
“Vaksinasi berbayar individual ini akan bikin kacau dan dapat membuka ruang bagi kelompok tertentu untuk bermain-main di atas penderitaan rakyat yang sedang megap-megap melawan serangan Covid,” ujar Anas Thahir.
Harga Vaksin Covid-19 di Kimia Farma
Harga vaksin Covid-19 di Kimia Farma ditetapkan berdasar Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK.01.07/Menkes/4643/2021 tentang Penetapan Besaran Harga Pembelian Vaksin Produksi Sinopharm Melalui Penunjukkan PT Bio Farma (Persero) dalam Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Covid-19 dan Tarif Maksimal Pelayanan Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong.